Dalam bukunya yang berjudul Islam dan Teknologi, Ustadz Ahmad Sarwat menjelaskan, dalam hadits tersebut Rasulullah mengetahui ramuan obat apa yang sebaiknya diminum oleh penderita penyakit jantung.
Namun, Nabi Muhammad tetap meminta Sa’ad untuk menemui seorang dokter bernama Al-Harits bin Kaladah.
Hal ini karena Rasulullah hanya mengetahui ramuan obat secara umum saja.
Sementara, Al-Harits dianggap mengetahui lebih detail terkait komposisi, cara meracik, kombinasi dan indikasinya.
BACA JUGA:Jadi Obat Herbal, 7 Kandungan Biji Mahoni Berguna untuk Kesuburan dan Berbagai Kesehetaan
Menurut Ustadz Sarwat, pengobatan ala Nabi itu juga tidak seperti kisah Nabi Isa alaihissalam dalam mengobati orang sakit.
Karena, Nabi Isa hanya dengan mengusap orang sakit langsung sembuh, bahkan yang mati pun bisa hidup lagi.
Sebagaimana dikatakan dalam Alquran:
“Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak, dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah”. (QS Ali Imran: 49)
BACA JUGA:10 Manfaat Pengobatan Tradisional Gurah Hidung, Berikut Penjelasannya
Ustaz Sarwat mengatakan, proses penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa itu memang semata-mata mukjizat kenabian.
Karena itu, boleh jadi Nabi Isa sama sekali tidak tahu teknis sesungguhnya dalam urusan pengobatan.
Sedangkan pengobatan ala Rasulullah ini, menurut dia, 100 persen murni ilmu pengetahuan, bukan mukjizat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pengobatan ala nabi ini tidak menggantikan pengobatan medis modern yang didasarkan pada penelitian ilmiah.
BACA JUGA:10 Manfaat Metode Pengobatan Alternatif Bekam, Ini Penjelasannya
Pengobatan ala nabi dapat digunakan sebagai pendekatan tambahan atau komplementer dalam menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit, termasuk penyakit jantung.