LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Tak jaman lagi mendidik pakai kekerasan, guru ayo utamakan kesabaran.
Guru agama garda terdepan setelah orang tua dalam pendidikan agama bagi anak. Mereka yang mengajarkan pada siswa siswi tentang ilmu agama juga menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik.
Di sekolah guru agama harus bisa memberikan bimbingan, pengajaran dan pemahaman kepada anak-anak. Tentunya, dalam menyikapi karakter siswa ada banyak hal yang menjadikan guru agama yang bijak.
Beberapa bagian dari orang yang berprofesi sebagai guru agama mengatakan memiliki pengalaman berkesan dan berharga. Salah satunya sebagai guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Hal ini sama seperti yang dirasakan oleh Mukri yang merupakan guru PAI SD Negeri 7 Lubuklinggau.
BACA JUGA:Cegah Kekerasan di Sekolah, Segera Pasang CCTV di Semua Sudut
Mukri, S.Pd.I lahir di sebuah desa yang bernama Bingin Teluk pada tanggal 07 Januari 1981. Kemudian pernah mengenyam pendidikan di SDN 1 Desa Srijaya Makmur Nibung Muratara tamat 1993, SMP ICM Lubuklinggau tamat 1996, MAN 1 Madiun Jawa Timur tamat 2001, terakhir melanjutkan pendidikan S1 pada 2012 di STAI-BS Lubuklinggau dengan mengambil jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam).
Saat ini ia telah menikah dengan seorang gadis asal Kecamatan Karang Dapo Muratara yang bernama Evi dan sudah dikaruniai dua anak yaitu, M. Tsaqif dan Thabita.
Mukri yang tinggal di Perumnas Nikan, Kelurahan Nikan Jaya, Kecamatan Lubuklingagu Timur 1, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ini merupakan pendidik di SD Negeri 7 Lubuklinggau sebagai guru tetap ASN yang mengajarkan PAI.
Selain itu, ia juga pernah mengajar di Pesantren Babussalam Madiun 2001-2002, Pesantren Al-Ikhlas 2002-2014, Madrasah Tsanawiyah Nibung 2014-2016, Pesantren Al-Ikhlas 2017 sampai sekarang.
BACA JUGA:76 Anak di Lubuklinggau Korban Kekerasan Seksual, Modus Pelaku Beragam Termasuk Tawaran Nikah
Diungkapkan Mukri kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Selasa 26 Maret 2024 yaitu perbedaan yang luar biasa dirasakan olehnya ketika mengajar anak SD dengan SMP maupun SMA.
"Karena saya selama ini ngajarnya anak SMP dan SMA. Jadi saya beradaptasi lagi dengan anak SD. Karena memang mendidik anak SMP SMA itu mudah ngerti. Jadi setelah saya ngajar di SD kebalikan daripada itu, saya harus bisa mengambil hati anak-anak dalam artian dia tetap mengikuti proses belajar dan mengajar dengan baik. Namun meskipun begitu, bagi saya selama 2 tahun saya mengajar anak SD ini merasakan nyaman, lebih, menarik, dan enjoy," ungkap Mukri.
Dalam satu minggu, Mukri mengajar di SD Negeri 7 Lubuklinggau selama 24 jam yang dibagi tiap Senin, Selasa, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Jadi ada 6 kelas yang harus didiknya yaitu dari kelas I sampai 6.
Alasan Mukri fokus mengambil bidang agama karena sejak SD ia bersekolah di madrasah. Pada akhirnya ia tertarik dengan mendalami bidang agama. Dimana sekolahnya dari SD sudah berbasis Islam, jadi ia merasa bakatnya ada di PAI.
BACA JUGA:6 Kiat Mencegah Anak jadi Korban Kekerasan Seksual