"Beliau pun respon. Direncanakan nanti yang akan bertindak sebagai Khotib dan Imam bapak Dr Ir H Syafrol Makmur M.Pd.I, Bendahara Majelis Pendayagunaan Wakaf PP Muhammadiyah. Beliau juga kebetulan putra asli Lubuklinggau," ungkapnya lagi.
Ketika Hari Raya Idul Fitri 1445 H bersamaan dengan ketetapan dari pemerintah, mereka tetap akan melaksanakan Salat Id di TOM.
"Karena kita sudah koordinasi dengan Pj Walikota Lubuklinggau. Namun perlu digarisbawahi, kita tidak ada niat untuk memisahkan diri. Kita hanya mempertimbangkan, kalaupun berbaur di Masjid Agung As-Salam kapasitasnya mungkin terbatas. Makanya tetap di TOM. Namun bagi warga Muhammadiyah yang mau melaksanakan Salat Id di Masjid Agung atau di masjid lainnya ya silahkan," tegasnya.
Sebelumnya, Dikutip dari CNNIndonesia, Saiful Rahmat Dasuki mengatakan, posisi hilal saat itu telah memenuhi kriteria MABIMS atau Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
BACA JUGA:Tradisi Unik Negara-negara Arab, Dalam Menyambut Idul Fitri Ada Yang Tidur di Siang Hari
Dengan demikian, Hari Raya Idul Fitri diprediksi jatuh pada 10 April.
"Seperti disampaikan Bapak Menko (PMK), dengan kondisi seperti itu, Insya Allah Hari Raya Idul Fitri akan dirayakan secara bersama-sama bagi seluruh umat Muslim di Indonesia. Tapi nanti akan kita konfirmasi lagi pada 9 April untuk melakukan Sidang Isbat di Jakarta," ungkapnya.
Diketahui, jika Hari Raya Idul Fitri jatuh pada 10 April, lebaran pemerintah dengan ormas Muhammadiyah akan bersamaan. Muhammadiyah sebelumnya sudah menetapkan Idul Fitri 1445 H jatuh pada 10 April 2024.(*)