MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Musi Rawas, mendampingi tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilaya VI Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan kegiatan Invetarisasi Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) di Kecamatan Muara Beliti, dilaksanakan pada hari Kamis 21 Maret 2024.
Saat di wawancarai Kepala Disbudpar Kabupaten Musi Rawas H. Fetbon Taufik Hidayat, ST., M.Si, melalui Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Erwina Yulistianti, S.Sn, didampingi Pamong Budaya, Emiliana, S.Pd, M.M, menjelaskan tim dari ODCB didampingi Disbudpar Kabupaten Musi Rawas menginventalisiri objek yang diduga cagar budaya di Kecamatan Muara Beliti.
Yang pertama itu dilakukan pengecekkan di monumen pahlawan yang berada di Kelurahan Muara Beliti Kabupetan Musi Rawas. Menurut masyarakat sekitar itu dulunya merupakan Bak Air pada masa kolonial Belanda, pada saat mereka bermukim di sana. Nah jadi itu merupakan tanah milik Pemerintah karena tahah tersebut masih masuk tahan bahu jalan.
BACA JUGA:Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Adakan Buka Bersama dan Peringati Nuzulul Qur'an
"Dulu itu sempat mau dirobohkan tetapi tidak bisa karena bangunan tersebut memang sangat koko sekali, dan tidak bisa dirobohkan, walaupun menggunakan alat berat sekali pun," jelasnya.
Sehingga bak air tersebut di bangun menjadi monument pahlawan, yang dulu perna berjuang di sana. Di sana ada 5 pejuang yang dibuatkan patungnya yakni Letkol Bambang Utoyo, Lettu Sulaiman Amin, Letda A Badaruddin, Letda Nur Amin dan Polri Derajat Mantap.
Bambang Utoyo merupakan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-4 yang menjabat dari tanggal 27 Juni 1955 – 28 Oktober 1955. Ia dikenal sebagai KSAD bertangan satu.
Bambang muda lulus dari MULO pada tahun 1938 di Palembang dan aktif dalam organisasi pemuda Perkumpulan Indonesia Muda. Setelah Perang Dunia II usai Bambang menikah dengan Siti Nuraini Asa'ari yang juga berasal dari Palembang pada tahun 1950 dan dikaruniai 6 anak.
Bambang Utoyo meninggal dunia pada usia 59 tahun dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal Anumerta. Mulai tanggal 1 November 1997, Pemerintah Indonesia menaikkan pengkatnya menjadi Jenderal (Kehormatan).
BACA JUGA:Jalan Tol Palembang - Indralaya Dalam Perbaikan, Ditarget Rampung H -7 Lebaran
Selain itu tim tersebut juga mengecek ke Objek Diduga Cagar Budaya yang terletak di halaman SMPN Muara Beliti. Di sana terdapat juga seperti bak air, atau penampungan air. Namun konon ceritanya itu tidak hanya digunakan untuk penampungan air kemungkinan besar itu juga tempat penampungan tempat pejuang dulu yang membelot menurut ceritanya itu dimasukan didalam bak penampungan tersebut seperti tempat Kamuplase.
Selanjutnya tim tersebut juga bersama BPK mendatangi ke rumah peninggalan Pangeran Amin yang terletak di Desa Muara Beliti Baru. Disana mereka bertemu dengan kerabat dari Pangeran Amin.
Beliau bercerita jika rumah itu berdiri sebelum Belanda datang ke Musi Rawas. Jadi rumah tersebut memang bersejarah. Di rumah tersebut juga menjadi tempat bermukimnya para pejuang di masa Belanda dahulu.
Lebih lanjut dia bercerita jika mendapat serangan Belanda mereka lari bersembunyi ke dalam hutan. Jika dirasakan aman mereka kembali lagi ke rumah tersebut. Dan dibawah rumah itu dahulunya di jadikan seperti tempat camp atau tempat berkumpul, supaya Belanda tidak tahu.