Diketahui, Journey IISMA merupakan salah satu turning point Evelyna buat lanjut S2 di Inggris. Dari kecil, ia memang punya keinginan untuk lanjut pendidikan ke Inggris. Setelah belajar budaya, dapat pengalaman kuliah di University of Leeds selama IISMA, ditambah referensi yang ia dapatkan selama belajar sastra Inggris, semakin yakin untuk kuliah di sana.
Evelyna menyatakan, semangat buat study abroad setelah lulus S-1, bikin ia jadi rajin belajar dan berakhir dapat 2 LoA di kampus impiannya, yaitu University of Edinburgh dan University of Glasgow.
Pilih Glasgow karena mau jadi penulis buku cerita anak!
Lanjut Evelyna, selain bercita-cita jadi dosen, ia juga bermimpi untuk memperkenalkan cerita rakyat Indonesia di kancah Internasional.
BACA JUGA:Kenapa KIP Kuliah Bukan Beasiswa? Yuk Pahami Perbedaan dan 7 Alasannya
"Dari kecil aku suka banget sama fairytale dan selalu tertarik dengan karya sejenisnya. Momen yang pas saat aku tau di Glasgow menyediakan jurusan MLitt English Literature: Fantasy, jadi langsung tertarik buat belajar lebih lanjut," terang.
Berikut tips ala Evelyna buat persiapan study abroad (belajar di luar negeri), yuk dicatat!
Persiapan bahasa dan esai itu jadi perhatian utama Evelyna selama nyiapin beasiswa. Walaupun punya background Sastra Inggris, tapi buat persiapan IELTS juga harus matang.
- Persiapan bahasa harus dari awal, mulai dari intensif belajar hingga drilling latihan soal.
- Cari teman atau support system untuk berbagi keresahan dan sharing nasihat.
- Riset mendalam bidang yang ingin kamu tekuni untuk jangka panjang.
BACA JUGA:10 Jurusan Kuliah yang Menjanjikan Referensi Daftar UTBK SNBT 2024
Berdasarkan pengalamannya mengikuti IISMA, esai merupakan dokumen penting yang sangat helpful untuk meloloskan seleksi beasiswa. Maka dari itu penulisannya perlu hati hati. Berikut tips esai ala Evelyna:
- Kenali diri, apa yang sebenarnya kamu ingin capai dengan study abroad
- Pilih prestasi atau pencapaian yang sesuai dengan tujuanmu
- Proofread (koreksi)
Karena esai punya batas tertentu, maka kamu perlu banyak riset untuk create storyline. Narasi yang kamu tulis harus mampu menimbulkan perasaan tertentu saat orang lain membacanya. Maka dari itu saat menulisnya, perlu menuangkan perasaan tulus.
"Love your writings, so others can love it too" pungkasnya.(*)