Adapun pencegahan yang bisa dilakukakan seperti, biosecurity kandang, jangan membeli ternak dari daerah wabah SE, serta hubungi dokter hewan puskeswan setempat.
Disampaikan drh Rumjal, saat ini yang palingefektif adalah pengebalan dengan pemberian vaksinasi ternak diatas 4 bulan dengan diulangi 6 bulan kemudian. Kemudian rutin vaksin tiap tahun untuk daerah endemis seperti, OKI (Ogan Komering Ilir), OI (Ogan Ilir), Muratara, dan lain-lain.
"Saat ini terdata di kabupaten Musi Rawas ada 26 ribu ekor sapi dan 460 kerbau masih terpantau aman dari wabah SE," bebernya.
Untuk daerah bebas SE tindakan pencegahan didasarkan pada aturan yang ketat terhadap pemasukan hewan ke daerah tersebut. Untuk daerah tertular, hewan sehat divaksin dengan vaksin oil-adjuvant, sedikitnya setahun sekali dengan dosis 3 ml IM. Vaksinasi dilakukan pada saat tidak ada kejadian penyakit.
BACA JUGA:Viral Wanita Ini Rigsen dari PNS Demi Bekerja di Peternakan Babi,Begini Alasanya
Untuk kawasan bebas SE, tindakan pencegahan didasarkan pada aturan ketat terhadap masuknya hewan ke dalam kawasan. Untuk daerah tertular, hewan sehat diberikan vaksinasi oil adjuvant, minimal setahun sekali dengan dosis 3 ml IM. Vaksinasi dilakukan ketika tidak ada kejadian penyakit.
Pada hewan yang dicurigai sakit, dapat dipilih dan diobati dengan cara sebagai berikut:
- Penyuntikan antiserum dengan dosis preventif
- Suntikan antibiotik
- Suntikan kemoterapi.
Dimana, pengendalian hanya bisa dilakukan dengan pemberian vaksinasi. Vaksin penyakit ini tersedia dan diproduksi oleh Pusat Kedokteran Hewan (Pusvetma) Farma.
BACA JUGA:Usaha Ternak Madu Lebah Kelulut Sangat Menjanjikan
Hewan yang menderita SE dapat disembelih di bawah pengawasan dokter hewan dan dagingnya dapat dikonsumsi. Jaringan yang mengalami kerusakan, terutama paru-paru, harus diangkat dan dimusnahkan.
"Wabah SE sangat menular antar ternak , terutama yang kontak langsung. Kalo ke manusia sampai saat ini aman," ungkapnya.(*)