Mengenai rakaat dan bacaan surat, shalat isyraq dikerjakan dua rakaat. Bacaan shalat yang sunnah dibaca setelah Al Fatihah adalah surat ad-Dhuha pada rakaat pertama, dan surat as-Syarh (alam nasyrah) pad rakaat kedua. (Kitab Nawawi al Jawi, Nihâyatuz Zain, halaman 103).
Syarat Pelaksanaan dan Keutamaan
BACA JUGA:Bolehkah Shalat Sambil Membaca Mushaf Al-Qur’an saat Shalat?
Shalat ini memiliki nilai keutamaan yang tinggi jika prasyaratnya dipenuhi, yaitu diawali dengan shalat subuh berjamaah, kemudian diteruskan dengan berdzikir hingga menjelang waktu syuruq (matahari terbit), baru kemudian melakukan shalat isyraq dua rakaat.
Keutamaan shalat ini adalah setara dengan mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna, yaitu apabila dilakukan sesuai prasyarat yang telah disebutkan diatas.
Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh at Tirmidzi, Hadits Hasan) :
Siapa saja yang shalat subuh secara berjamaah kemudian duduk dengan berdzikir kepada Allah sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat makai a akan mendapatkan pahala sebagaimana haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna. (Al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfar juz 1 halaman 337).
Untuk tata cara shalat sunnah isyraq dilaksanakan dua rakaat sebagaimana shalat sunnah lainnya, dengan teknis sebagai berikut :
Mengucapkan niat shalat isyraq : ushalli sunnatal isyraq rak’ataini lillahi ta’ala.
Artinya, “Saya sengaja shalat sunnah isyraq dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Niat didalam hati bersamaan takbiratul ihram, dan seterusnya.
Setelah al Fatihah pada rakat pertama kemudian membaca surat Dhuha, dan seterusnya.
Setelah membaca surat al Fatihah pada rakaat kedua kemuudian membaca surat as-Syarh dan seterusnya sampai salam sebaagaiman shalat biasa.(*)