Hingga Mei Sudah ada 105 Kasus DBD

DBD,-Foto: tangkapan layar- RRI

BACA JUGA:Waspada DBD, Ini Tips dari Kepala Dinkes Kota Lubuklinggau

Seseorang yang sembuh dari DBD akibat salah satu strain virus akan mendapatkan kekebalan terhadap strain virus tersebut.

Sebagai contoh, penderita yang sembuh dari DBD akibat virus DENV-1 akan kebal terhadap virus tersebut.

Akan tetapi, jika penyintas virus DENV-1 tersebut terkena virus Dengue strain lain, misalnya DENV-3, risikonya mengalami gejala yang lebih parah akan lebih besar.

Virus Dengue disebarkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang biasanya aktif dan menggigit pada pagi dan sore hari.

BACA JUGA:Kasus DBD Musi Rawas Terus Meningkat Masyarakat Diminta Tingkatkan PHBS

Nyamuk ini hidup di genangan air yang tenang dan dasarnya bersih, seperti genangan air di ban mobil, sampah plastik, atau tempat minum hewan.

Secara umum, fase DBD berbentuk seperti siklus pelana kuda, yang diawali dengan demam mendadak pada hari pertama hingga hari ke-3 fase penyakit ini.

Demam bisa mencapai suhu 39−40°C, yang sulit turun walaupun pasien telah mengonsumsi obat penurun panas.

Demam dapat disertai dengan gejala lain, seperti Sakit kepala hebat.

BACA JUGA:Kasus DBD Meningkat, Project Penyebaran Nyamuk Wolbachia Diduga jadi Penyebabnya. Ini Penjelasan dari Kemenkes

Nyeri di bagian belakang mata. Sakit otot dan sendi. Hilang nafsu makan. Lemas. Mual dan muntah. Timbul ruam kulit.

Selanjutnya, DBD akan berlanjut ke fase kritis, yaitu pada hari ke-4 hingga hari ke-6.

Pada fase ini, demam turun tetapi gejala perdarahan, seperti mimisan atau muntah darah, mudah terjadi.

Trombosit yang menurun drastis juga bisa terjadi pada fase kritis ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan