Kripik Pisang Baswae Produksi Beni Srilestari Warga Desa Trisakti Musi Rawas Dijual Hingga ke Pulau Jawa

Reporter: MUSLIMIN |

Editor: M. YASIN |

Minggu , 07 Jul 2024 - 20:47

Kemasan keripik pisang Baswae-Foto : Dokumen pribadi-

Dan juga sudah di jual ke pasaran Kota Lubuklinggau, seputaran Kabupaten Musi Rawas serta juga sudah memasarkan produk kita ini ke Tangerang.

Menurutnya, memproduksi keripik pisang 400 Kg per bulan. Ia membeli bahan baku pisang langsung dengan petani.

Karena kalau beli di pasaran itu pisangnya belum terlalu tua.

"Kalau beli dengan petani itu pasti pisangnya sudah tua," jelasanya.

Ia mengaku masih ada kendala karena belum ada alatnya untuk mengiris pisang yang sudah matang menggunakan mesin. Banyak pesanan yang batal karena tidak bisa memproduksi kripik pisang ini dengan cepat.

"Saya berharap mudah-mudahan ada alat yang bisa membantu mengiris pisang matang dengan cepat. Selain itu saya juga berharap semoga usaha saya ini tambah maju, serta bisa mempekerjakan orang lebih banyak lagi," harapnya.(*)

kripik pisang baswae produksi beni srilestari warga desa trisakti musi rawas dijual hingga ke pulau jawa                            musi rawas, koranlinggaupos.id - berawal dari berlimpahnya bahan baku, serta adanya peluang untuk membuka usaha yang cukup menjanjikan membuat warga desa trisakti kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas, provinsi sumatera selatan (sumsel) sukses membuka usaha pembuatan keripik pisang.
saat diwawancarai beni srilestari warga desa tri sakti kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas ini mengatakan jika dirinya tertarik untuk membuka usaha pembuatan keripik pisang ini dikarenakan adanya bahan baku yang berlimpah di desanya tersebut.
selain itu dirinya juga melihat belum ada yang membuka usaha pembuatan keripik pisang dari pisang yang sudah matang.
biasanya orang membuat keripik pisang itu dari pisang mentah. 
baca juga:jangan dibuang, yuk bikin keripik biji durian 
namun dirinya malahan membuat keripik pisang dari pisang sudah masak. 
awal mulanya dirinya membuat usaha itu membuat pisang sale, namun kurang berkembang.
melihat itu kurang maju, karena sudah banyak yang sudah membuat usaha seperti itu. 
selain itu untuk pembuatan pisang sale itu juga sedikit ribet.
apalagi jika hari tidak mendukung seperti jika musim hujan. 
baca juga:waripin sudah 4 tahun geluti usaha keripik singkong
"itu kan saya tidak bisa produksi, karena proses penjemuran itu harus di bawah panasnya matahari.  karena waktu itu saya masih menggunakan alat-alat manual semua," katanya kepada koranlinggaupos.id, ahad 7 juli 2024.
melihat seperti itu dirinya beralih membuat keripik pisang.
namun pisang yang dipilih untuk kripiknya itu pisang yang sudah matang. 
karena waktu dirinya berada di pulau jawa itu perna mencicipi cemilan keripik pisang dari pisang sudah matang. 
baca juga:pkk kecamatan lalan muba berhasil olah kelapa jadi keripik dan nata de coco
namun tidak muda itu dirinya mengaku sudah berapa kali gagal usahanya itu.
dirinya merintis membuka usaha ini sejak tahun 2010 yang lalu.
saat ini kripik pisang yang dibuatnya itu diberi nama cemilan baswae. 
ada beberapa varian rasa yakni keripik original, keripik pisang rasa jagung manis, keripik pisang rasa coklat.
"saat ini kami hanya membuat 2 kemasan saja, yakni kemasan dengan berat 120 gram dan 400 gram," jelasnya kepada koranlinggaupos.id
baca juga:tips membuat keripik bayam kriuk
dirinya juga menambahkan jika saat ini keripik pisang buatan itu sudah ada p-irtnya. serta sudah memiliki sertifikasi halal.
untuk pisang yang digunakan itu pisang geda ada juga yang bilang pisang awak.
jadi pisang yang sudah tua itu kita peram sampai matang. 
setelah matang dilakukan pengirisan tipis-tipis, lalu langsung digoreng.
"kita tidak menggunakan bahan tambahan lainnya. kalau rasa manisnya itu dari rasa pisang itu sendiri," jelasnya.
baca juga:tips mengolah kulit jeruk menjadi keripik 
untuk pemasaran kripik baswae secara online.
dan juga sudah di jual ke pasaran  kota lubuklinggau, seputaran kabupaten musi rawas serta juga sudah memasarkan produk kita ini ke tangerang.
menurutnya, memproduksi keripik pisang 400 kg per bulan. ia  membeli bahan baku pisang langsung dengan petani.
karena kalau beli di pasaran itu pisangnya belum terlalu tua.
"kalau beli dengan petani itu pasti pisangnya sudah tua," jelasanya.
baca juga:diskop umkm dorong pelaku umkm urus sertifikasi halal 
ia mengaku masih ada kendala karena belum ada alatnya untuk mengiris pisang yang sudah matang menggunakan mesin. banyak pesanan yang batal karena tidak bisa memproduksi kripik pisang ini dengan cepat. 
"saya berharap mudah-mudahan ada alat yang bisa membantu mengiris pisang matang dengan cepat. selain itu saya juga berharap semoga usaha saya ini tambah maju, serta bisa mempekerjakan orang lebih banyak lagi,"  harapnya.(*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, SENIN, 8 JULI 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan