Luhut Mendadak Salahkan Sri Mulyani, Emang Masalah Apa?
Luhut Mendadak Salahkan Sri Mulyani, Emang Masalah Apa-tangkapan layar-
"Jadi, saya juga bilang ke kolega kita dari Menteri Keuangan, ada yang salah dengan kalian.
30 tahun tidak ada investasi, pasti ada yang salah dengan regulasinya. Kita harus mengubah atau memperbaiki regulasi ini," ujar Luhut.
BACA JUGA:Muhadjir, Airlangga, Sri Mulyani dan Risma di Panggil MK, Dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024
BACA JUGA:Sri Mulyani Siapkan Anggaran Total Keseluruhan THR PNS 2024, Ternyata Segini Totalnya
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan bahwa investasi sektor hulu migas RI pada Semester 1-2024 ini hanya terealisasi sebesar US$ 5,6 miliar atau dirupiahkan setara Rp 90,7 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.200 per US$.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto juga menyebut, realisasi tersebut hanya sebesar 75 persen dari target investasi yang ditetapkan pada Semester 1-2024 sebesar US$ 7,43 miliar atau setara Rp 120,3 triliun.
Bahkan, realisasi investasi pada Semester 1 ini baru mencapai 31,6 persen dari target investasi tahun 2024 yang dipatok sebesar US$ 17,7 miliar atau Rp 286,8 triliun.
"Investasi sampai dengan semester 1-2024 adalah US$ 5,6 miliar," ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Semester 1-2024.
BACA JUGA:Sri Mulyani Sebut Ada Terindikasi Fraud dengan Outstanding Pinjaman Rp 2,5 Triliun
BACA JUGA:Sri Mulyani Disebut Tak Cocok Dengan Visi dan Misi Presiden Baru Prabowo Gibran
Dwi menyebut, pihaknya memperkirakan outlook capaian investasi hulu migas RI hingga akhir tahun 2024 ini juga hanya 89 persen dari target atau sekitar US$ 15,7 miliar atau setara Rp 92,3 triliun.
"Dan diperkirakan saat akhir tahun menjadi US$ 15,7 miliar. Dan ini akan lebih baik dari tahun 2023," tambah Dwi.
Namun demikian, Dwi menilai bahwa capaian sepanjang Semester 1-2024 ini tercatat lebih tinggi dibandingkan capaian pada tahun 2023 lalu.
"Dan ini akan ada peningkatan di 2024 sekitar 15 persen dari realisasi 2023. Dan ini lebih baik daripada peningkatan investasi global yang berkisar 5 persen," tandas Dwi.