Jembatan Gantung Putus Belum Dibangun Tunggu Bantuan Pemerintah Pusat
Alawiyah - Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Mura.-foto : net-
MUSI RAWAS, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Jembatan gantung putus akibat bajir pada bulan Meret 2023 lalu hingga sekarang belum dibangun ulang. Pasalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mura tidak memiliki untuk membangun kembali karena anggaran yang dibtuhkan cukup besar.
Untuk membangun kembali jembatan yang putus Pemkab Mura telah mengajukan bantuan ke Pemerintah Pusat untuk recovery atau membangun kembali pasca banjir.
“Kita belum bisa membangun jembatan putus akibat bajir beberapa bulan lalu karena anggarannya cukup besar. Untuk itu kita butuh bantuan Pemerintah Pusat, kita telah meminta bantuan ke Pemerintah Pusat melalui BPBN (Badan Penanggulangan Bencana Nasional),” kata Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Mura, Alawiyah kepada Linggau Pos, kemarin.
Menurut penjelasan pihak BPBN untuk membangun kembali pasca banjir di Kabupaten Mura tidak bisa menggunakan dana tanggap daurat karena dana tanggap darurat untuk memperbaiki yang kecil-kecil, sementara untuk membangun kembali pasca banjir di Kabupaten Mura dananya cukup besar sehingga harus dianggarkan tahun 2024. “Mereka berjanji dianggarkan tahun 2024,” paparnya.
BACA JUGA:Di Kabupaten Mura, Warga Berobat Cukup Tunjukan KTP
Sebagaimana diketahui jumlah jembatan gantung terdampak banjir 7 unit yang putus 5 unit dan 2 jembatan rusak berat. Adapun jembatan gantung putus diantaranya 1 Desa Sadu Kecamatan BTS Ulu Cecar, 2 Desa Bingun Jungut Kecamatan Kelingi, 1 Desa Pulau Panggung dan 1 di Desa Binjai. Jembatan rusak diantaranya di Desa Tanjung.
Banjir terjadi di 4 kecamatan yakni Kecamatan BTS Ulu, Kecamatan Muara Kelingi, Kecamatan Sukakarya dan Kecamatan Muara Lakitan.
Dampak banjir yang terjadi di Maret 2023 dampaknya cukup luas berdasarkan liputan Linggau Pos saat itu, jumlah warga Kabupaten Mura terdampak banjir 22.386 jiwa atau 7.260 kepala keluarga (KK).
Dengan rincian warga Kecamatan BTS Ulu Cecar terdampak banjir 262 KK atau 1045 jiwa, 6 desa terendam diantaranya Desa Pangkalan Tarum, warga terdampak 95 KK atau 350 Jiwa, Desa Pelawe 80 KK atau 341 jiwa, Desa Sadu 27 KK, 139 jiwa, Desa Lubuk Pauh 35 KK atau 140 Jiwa, Desa Mulyoharjo 15 KK, 43 Jiwa, Desa Tambangan 10 KK 32 Jiwa.
BACA JUGA:Jaga Kekompakan Ini yang Dilakukan Dinas PU
Sementara itu warga terdampak banjir di Kecamatan Muara Kelingi 5.643 jiwa atau 2.321 KK. Jumlah desa yang banjir 10 desa diantaranya Kelurahan Kelingi warga terdampak 427 KK atau 1304 jiwa, 1 Mushola dan 1 Polindes rusak, Desa Bingin Jungut 600 KK atau 1.800 jiwa, 2 jembatan gantung putus, Desa Pulau Panggung = 420 KK atau 1.530 jiwa, 1 Jembatan Gantung Putus.
Desa Mandi Aur 198 KK atau 537 Jiwa, Desa Binjai 35 KK 81 Jiwa, 1 jembatan gantung rusak, Desa Mambang 87 KK atau 287 jiwa, Desa Lubuk Tua = 250 KK 515 jiwa, Desa Lubuk Muda 56 KK 207 Jiwa, Desa Tanjung 173 KK 551 Jiwa, 1 Jembatan rusak , Desa Sukamenang = 75 KK 280 jiwa.
Sementara itu banjir di Kecamatan Sukakarya hanya satu desa yakni Desa Ciptodadi warga terdampak 35 KK atau 90 jiwa.
Ditambahkannya, jumlah warga yang terdampak banjir di Kecamatan Muara Lakitan 15.608 jiwa atau 4.642 KK. Banjir di Kecamatan Muara Lakitan menggenangi 10 desa/kelurahan diantaranya Desa Semangus Lama : 425 KK 1.325 jiwa, 1 kantor desa, 1 masjid, 1 PAUD, 1 Mushola, 1 Madrasah dan 2 SD.