Plt Kadinkes Lubuk Linggau: Orang Tua Perokok Beresiko Anak Stunting

Reporter: SULIS |

Editor: SULIS |

Kamis , 24 Oct 2024 - 22:29

Plt Kepala Dinkes Kota Lubuk Linggau, Erwin Armeidi-Foto : Dokumen-Linggau Pos

KORANLINGGAUPOS.ID - Orang tua perokok merupakan salah satu faktor determinasi lahirnya anak stunting.

”Faktor determinasi kasus stunting di Kota Lubuk Linggau salah satunya disebabkan orang tua anak yang merokok,” demikian kata Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lubuk Linggau, Erwin Armeidi kepada KORANLINGGAUPOS.ID.

Erwin menjelaskan angka stunting Kota Lubuk Linggau sebanyak 152 orang atau 17 persen.

Data tersebut per September 2024.

Pengurus PGRI Kabupaten Musi Rawas saat mengunjungi Korban Rumah terbakar di Desa Binjai Kecamatan Muara Kelingi, Rabu 23 Oktober 2024.-Foto dokumen pribadi-

Pemerintah Kota Lubuk Linggau menargetkan hingga akhir 2024 turun 11 persen.

”Posisi sekarang ini 17 persen kita menargetkan turun seperti semula 11 persen,” jelasnya.

Untuk menurutkan angka stunting tersebut, menurut Erwin panggilan akrabnya ada 2 program intervensi yang dilaksanakan yakni sensitif dan spesifik.

Intervensi sensitif merupakan progam penyebab tidak langsung terjadinya stunting.

Contohnya penyediaan air bersih, sanitasi, bantuan sosial.

plt kadinkes lubuk linggau: orang tua perokok beresiko anak stunting                            koranlinggaupos.id - orang tua perokok merupakan salah satu faktor determinasi lahirnya anak stunting. 
”faktor determinasi kasus stunting di kota lubuk linggau salah satunya disebabkan orang tua anak yang merokok,” demikian kata plt kepala dinas kesehatan (dinkes) kota lubuk linggau, erwin armeidi kepada koranlinggaupos.id. 
erwin menjelaskan angka stunting kota lubuk linggau sebanyak 152 orang atau 17 persen.
data tersebut per september 2024. 
baca juga:dppkb mura gelar rakor bersama tpps, targetkan percepetan penurunan angka stunting di musi rawas
baca juga:cegah stunting, dapur masuk sekolah kodim 0406 lubuklinggau di sd kartika musi rawas
pengurus pgri kabupaten musi rawas saat mengunjungi korban rumah terbakar di desa binjai kecamatan muara kelingi, rabu 23 oktober 2024.-foto dokumen pribadi-
pemerintah kota lubuk linggau menargetkan hingga akhir 2024 turun 11 persen. 
”posisi sekarang ini 17 persen kita menargetkan turun seperti semula 11 persen,” jelasnya. 
untuk menurutkan angka stunting tersebut, menurut erwin panggilan akrabnya ada 2 program intervensi yang dilaksanakan yakni sensitif dan spesifik.
intervensi sensitif merupakan progam penyebab tidak langsung terjadinya stunting. 
baca juga:berhasil atasi stunting, pemkab muba raih penghargaan tiga kategori
baca juga:cara turunkan angka stunting ala pemkab muba, pakai konsep pentahelix dan berbasis data 
contohnya penyediaan air bersih, sanitasi, bantuan sosial.
selain itu edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (phbs), edukasi tentang asi eksklusif.
”pendampingan kepada calon pengantin (catin), bpjs kesehatan masuk dalam sensitif itulah yang dilakukan,” sebutnya.
sedangkan intervensi spesifik progam yang langsung mengatasi kasus stunting. 
baca juga:balita stunting terbanyak di kecamatan lubuk linggau selatan ii
baca juga:cegah stunting dan obesitas, ini caranya
untuk program spesifik terdiri dari pemberian makan tambahan kepada anak balita dan ibu hamil (bumil)
pemantauan tumbuh kembang anak, pemberian tablet tambah darah untuk anak remaja dan ibu hamil.
secara teori mempengaruhi paling besar intervensi sensitif mencapai 70%, sedangkan intervensi spesifik 30%.
erwin menyebut program intervensi untuk menekan angka stunting tidak hanya pendekatan program terhadap anak stunting saja tapi juga terhadap keluarga beresiko stunting. 
baca juga:tantangan dalam penurunan stunting masih tinggi
baca juga:begini upaya dwp turunkan angka stunting di muba
”pendekatan tidak semata-mata kepada anak yang stunting saja. kalau hanya fokus ke anak stunting saja anak tersebut sudah pasti stunting. yang penting adalah anak yang beresiko stunting makanya edukasi digencarkan,” jelasnya.
menurut erwin memberikan makanan tambahan, perbaikan sanitasi merupakan pendekatan terhadap keluarga beresiko stunting.
”yang diberikan makanan tambahan tidak semata-mata terhadap anak stunting tapi juga keluarga beresiko stunting. anak-anak yang tidak stunting juga diberikan makanan tambahkan agar tidak menjadi sunting,” paparnya.
anak-anak yang tidak stunting atau anak yang beresiko stunting juga diberi makanan tambahan karena ada faktor determinasi diantaranya di keluarga ada yang merokok, tidak ada wc, ada masalah soal makan tambahan.
baca juga:pemkab musi rawas konsen dukung percepatan penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrim 
baca juga:diskusi kesehatan, rs siloam silampari bagi tips kehamilan sehat dan cegah stunting
”itu yang kita perbaiki. makanya data anak yang beresiko stunting diperlukan untuk kita intervensi agar tidak menjadi stunting,” paparnya.
kalau intervensi hanya fokus pada anak yang stunting saja, anak stunting sembuh tapi anak resiko stunting kalau tidak diintervensi bisa menjadi stunting.
maka akan berakit tidak akan menurun angka stunting bahkan cendrung meningkat.
”target kita anak stunting berkurang dan tidak bertambah lagi kasus kasus stunting,” paparnya. 
baca juga:minta percepatan penurunan angka stunting di lubuklinggau ada progres
baca juga:program bedah rumah pemkot fokus keluarga stunting dan miskin ekstrim
yang paling penting, tambahnya, anak stunting diobati, anak yang tidak stunting dijaga jangan sampai menjadi stunting.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, JUMAT, 25 OKTOBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan