Plt Kadinkes Lubuk Linggau: Orang Tua Perokok Beresiko Anak Stunting

Plt Kepala Dinkes Kota Lubuk Linggau, Erwin Armeidi-Foto : Dokumen-Linggau Pos

Selain itu edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), edukasi tentang ASI eksklusif.

”Pendampingan kepada calon pengantin (Catin), BPJS Kesehatan masuk dalam sensitif itulah yang dilakukan,” sebutnya.

Sedangkan intervensi spesifik progam yang langsung mengatasi kasus stunting. 

BACA JUGA:Balita Stunting Terbanyak Di Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II

BACA JUGA:Cegah Stunting dan Obesitas, Ini Caranya

Untuk program spesifik terdiri dari pemberian makan tambahan kepada anak balita dan ibu hamil (Bumil)

Pemantauan tumbuh kembang anak, pemberian tablet tambah darah untuk anak remaja dan ibu hamil.

Secara teori mempengaruhi paling besar intervensi sensitif mencapai 70%, sedangkan intervensi spesifik 30%.

Erwin menyebut program intervensi untuk menekan angka stunting tidak hanya pendekatan program terhadap anak stunting saja tapi juga terhadap keluarga beresiko stunting. 

BACA JUGA:Tantangan Dalam Penurunan Stunting Masih Tinggi

BACA JUGA:Begini Upaya DWP Turunkan Angka Stunting di Muba

”Pendekatan tidak semata-mata kepada anak yang stunting saja. Kalau hanya fokus ke anak stunting saja anak tersebut sudah pasti stunting. yang penting adalah anak yang beresiko stunting makanya edukasi digencarkan,” jelasnya.

Menurut Erwin memberikan makanan tambahan, perbaikan sanitasi merupakan pendekatan terhadap keluarga beresiko stunting.

”Yang diberikan makanan tambahan tidak semata-mata terhadap anak stunting tapi juga keluarga beresiko stunting. Anak-anak yang tidak stunting juga diberikan makanan tambahkan agar tidak menjadi sunting,” paparnya.

Anak-anak yang tidak stunting atau anak yang beresiko stunting juga diberi makanan tambahan karena ada faktor determinasi diantaranya di keluarga ada yang merokok, tidak ada WC, ada masalah soal makan tambahan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan