Derita Lupus dan Kebocoran Jantung, Bidan Diah Warga Lubuk Linggau Butuh Bantuan
Bidan Diah dan sang ibu, Nurmala di rumah Jl Pioner, Kelurahan Majapahit, Kecamatan Lubuk Linggau Timur 1, Kota Lubuk Linggau (depan Mushala SMKN 3 Lubuk Linggau).-Foto: Sulis-Linggau Pos
Nurmala bahagia dengan capaian Bidan Diah.
“Dia bilang ke saya, uang Ibu sudah banyak habis, saya belum bisa bantu apa-apa malah sakit. Saya bilang ke dia, fokus ke kesehatanmu dulu. Kalau kamu sudah sehat sembuh, pasti cita-citamu yang lain bisa dikabulkan Allah SWT,” ungkap Nurmala dengan nada penuh kesabaran.
BACA JUGA:Kemaluan Anak Terpotong saat Sunatan Massal, Oknum Bidan Angkat Tangan Dokter Beri Penjelasan
Nurmala membenarkan putrinya yang cantik ini mengidap lupus yang mengakibatkan kebocoran jantung.
Diagnosa itu didapatkan usai Bidan Diah dirawat di RS Siloam Silampari Lubuk Linggau.
Bagaimana awal mula gejalanya?
Bidan Diah mengungkapkan, saat masih duduk di bangku SMA, kala itu di SMAN 2 Lubuk Linggau ia mengalami pengalaman sakit yang agak beda dari biasa.
BACA JUGA:Wujudkan Pelayanan Optimal, Camat Lubuk Linggau Timur 2 Aktif Monitoring Kelurahan
BACA JUGA:Opini: Sastra di Era Milenial
“Waktu itu saya lari keliling lapangan sekolah. Setelah itu, mata saya, wajah saya, kaki saya bengkak. Kami sempat ke RSUD Siti Aisyah. Kalau tidak salah saat itu didiagnosa kurang darah. HB rendah. Lalu saya ditransfusi 1 kantong saat dirawat di sana,” jelas Bidan Diah.
Setelah itu, Bidan Diah tak merasakan sakit.
“Selama kuliah juga sakit-sakit biasa. Paling merasa gampang capek dan lelah. Dada mudah sesak. Jantung berdebar-debar. Setahun kemudian dirawat lagi karena sesak nafas. Lalu setelah lulus kuliah Akbid tepatnya mulai Juni 2024 saya mulai keluar masuk Rumah Sakit Muhammad Husein untuk dirawat. Diagnosa awalnya kata dokter di RS Siloam Silampari, saya kena lupus. Akibatnya lupus itu menyerang jantung,” jelas Bidan Diah.
Alumni SDN 44 Lubuk Linggau dan SMPN 2 Lubuk Linggau ini mengungkapkan, untuk biaya pengobatan selama ini ditanggung BPJS Kesehatan.
BACA JUGA:Opini: Sastra dan Jurnalisme Sastrawi