Pengkhianatan Kasus Judi Online di Komdigi, Mantan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Ungkap Rasa Kecewanya
Pengkhianatan Kasus Judi Online di Komdigi, Mantan Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi Ungkap Rasa Kecewanya-Tangkap Layar -
Beberapa orang dari luar pegawai Kominfo pun ikut direkrut untuk mendukung upaya pemberantasan.
Di antara mereka adalah individu yang direkomendasikan oleh T, salah satu pegawai yang menjanjikan orang-orang dengan kemampuan dalam bidang IT yang pro terhadap pemberantasan judi online (Judol).
Sosok T dan AK Dari Pejuang Pemberantasan Judi Menjadi Tersangka
Dalam proses seleksi SDM tersebut, muncul sosok T yang memperkenalkan AK sebagai salah satu tenaga yang bisa diandalkan.
AK, meski hanya lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), disebut memiliki kemampuan teknis yang cukup tinggi.
BACA JUGA:Awasi ASN Terlibat Judi Online
BACA JUGA:Jika Masih Terbelenggu Narkoba dan Judi Online Artinya Belum Merdeka
Menurut informasi yang diberikan T kepada Budi, AK diklaim mampu melakukan penutupan situs hingga 50.000 hingga 100.000 per hari, jauh di atas rata-rata kapasitas personel lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, kenyataan justru berbalik.
Budi kini menyadari bahwa T dan AK tidak hanya gagal memenuhi tugas mereka, tetapi juga terlibat dalam aktivitas yang justru berlawanan dengan tujuan awal mereka dipekerjakan.
Keduanya diduga menjadi bagian dari jaringan yang melindungi situs-situs judi online (Judol), bahkan memiliki kantor satelit di Bekasi yang bertugas untuk memastikan bahwa situs judi online tertentu tetap aktif dan tidak terkena takedown oleh Kominfo.
Budi Arie tidak menutup-nutupi rasa kecewanya terhadap tindakan T dan AK.
BACA JUGA:Polsek Geruduk SMAN Megang Sakti, Sampaikan Bahaya Narkotika, Judi Online dan Bullying
BACA JUGA:Cek Sekitar Anda, Ini 8 Ciri Pemain Judi Online dan 9 Tips Menghindari Judol
Sebagai seseorang yang pernah mengemban tanggung jawab untuk menjaga moralitas digital masyarakat, ia menganggap bahwa kepercayaan yang diberikan kepada kedua mantan anak buahnya ini justru disalahgunakan.