Kiat jadi Pedagang Sukses, Kelak Bisa Berkumpul dengan Para Nabi
Pedagang nanas di Desa Budi Setia, Kecamatan Selangit, Kabupaten Musi Rawas selain ramah juga rela berbagi ilmu tentang berkebun nanas dengan benar agar hasilnya melimpah. -Foto: Sulis-Linggau Pos
Bahkan, Ulama Jalaluddin as-Suyuti dalam Al-Khashaish al-Kubra Jilid II menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan contoh saat interaksi dengan para pedagang.
Rasulullah SAW sering mendoakan para sahabat yang berprofesi sebagai pedagang agar mendapat untung dan keberkahan dari perjuangan yang dilakukannya.
BACA JUGA:Harga Ayam di Lubuk Linggau Melejit, Pedagang Pasar Inpres Mengeluh
Selain itu, Ulama Imam as-Suyuti juga mencatat kisah dari jalur al-Baihaqi yang menyebutkan kisah ketika Nabi Muhammad SAW melewati Abdullah bin Ja'far yang sedang menjajakan dagangannya.
Rasulullah berhenti, dan dengan penuh etika Nabi mendoakan sahabatnya itu agar mendapat keberkahan dari ikhtiar berdagang yang digeluti sahabatnya.
Oleh sebab itu, berinteraksi dengan siapapun termasuk pedagang harus disertai dengan etika, saling menghormati, sopan santun, dan menjaga kejujuran dalam setiap percakapan dan transaksi yang dilakukan.
Bahkan Islam mengajarkan agar tidak saling meremehkan dalam tindakan maupun ucapan.
BACA JUGA:Penataan Pedagang untuk Isi Lapak Kosong Pasar Bukit Sulap Lubuk Linggau
BACA JUGA:Pedagang Siomay Asal Bandung di Lubuk Linggau Yang Sudah Berjualan Puluhan Tahun
Dan yang tak kalah penting adalah kejujuran, baik oleh si pembeli, pedagang, maupun orang di sekitar proses transaksi.
Kenapa kejujuran penting?
Ustadz Moh Sholeh Shofier dalam catatannya di laman NU Online menjelaskan bahwa kejujuran dalam berdagang tidak hanya menjaga keharmonisan hubungan, tetapi juga mengangkat derajat pedagang.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda bahwa pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada kelak di akhirat.
BACA JUGA:Pedagang Bayar Retribusi Tepat Waktu Diberikan Reward