Tekan Angka Penderita Kanker Darah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin -Foto : Dokumen Pemkab Muba-
KORANLINGGAUPOS.ID - PEMERINTAH melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini fokus terhadap penanganan pasien kanker darah. Mengingat saat ini penderita kanker darah cukup banyak di Indonesia.
Bahkan dikutip dari laman resmi milik Kemenkes, data mereka saat ini penderita kanker darah baik itu Leukemia, Limfoma atau meiloma menjadi beberapa jenis kanker yang cukup familier.
Data mereka, lebih dari 400 ribu orang di dunia menderita kanker darah dan lebih dari 10.000 orang, terutama anak-anak di Indonesia yang dinyatakan mengidap kanker darah.
Untuk itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Pemerintah Indonesia telah menerapkan transformasi kesehatan 6 pilar, yang salah satunya memfokuskan perhatian pada penanganan kanker.
BACA JUGA:Kanker Payudara jadi Pembunuh Tertinggi Perempuan Indonesia, Jangan Takut Deteksi Dini
BACA JUGA: 2025, Program Skrining Kesehatan Nasional Dimulai Masyarakat Bisa Skrining Kanker Sejak Dini
Strategi yang mereka lakukan saat ini, mengedukasi dan mempermudah masyarakat agar mau mendeteksi kanker sejak dini.
Strategi ini mereka lakukan, karena diyakini menjadi upaya tepat untuk menangani pasien kanker. Sehingga dampaknya angka kematian pasien kanker menurun, hingga meningkatkan kualitas hidup pasien.
Agar strategi ini berlangsung, maka pemerintah terus meningkatkan fasilitas layanan kesehatan dengan mendistribusikan alat skrining kanker darah ke seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Dan saat ini mereka sudah mendistribusikan alat hematoanalyzer dan blood chemical analyzer ke lebih dari 10.000 puskesmas di Indonesia. Pemenuhan alat kesehatan (alkes) tersebut ditargetkan rampung pada 2027.
BACA JUGA:Kenali Penyebab dan Gejala Kanker Otak
BACA JUGA: Ini Tips Kurangi Resiko Kanker Payudara
“Alat ini bisa digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap sehingga bisa identifikasi lebih dini,” tegas Menkes.
Ia menegaskan pihaknya sudah mengirimkan alat tes PCR untuk tes molekuler biologi, yang tidak tersedia di puskesmas. Oemerintah berencana membangun laboratorium kesehatan masyarakat di 514 kabupaten/kota di 34 provinsi yang dilengkapi dengan mesin PCR dan mesin X-ray generasi terbaru.