Kendalikan Hama Tikus Secara Alami dengan Burung Hantu
Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Kota Lubuk Linggau bersama kelompok tani sedang memasang rubuha atau rumah burung hantu di lahan sawa kelompok tani Sri Rejeki di Kelurahan Eka Marga Kecamatan Lubuk Linggau Selatan II Kota Lubuk Ling--
BACA JUGA:Petani Desa Sukarame Bersama Petugas POPT Kecamatan Sumberharta Musi Rawas, Kendalikan Hama Tikus
BACA JUGA:Camat Tugumulyo Musi Rawas Tingkatkan Produksi Pertanian dengan Safari Berburu Gropyokan Tikus
"Burung hantu itu berkembang biak sendiri," jelasnya.
Menurut Yusriadi, satu burung hantu luasnya 5 hektar. "Radiusnya bisa menjelajahi 5 hektar," paparnya.
Indera pendengar dan penglihatan burung hantu sangat tajam jarak 2 KM.
Yusriadi menyebut burung hantu sulit berekmabng biak karena sering ditembak pemilik kolam ikan.
BACA JUGA:Sering Dianggap Sama, Ini 5 Perbedaan Tikus dan Celurut
BACA JUGA:Lomba Gropyokan Tikus Tugumulyo Per Ekor Rp1.000, Rebut Hadiah Jutaan Rupiah
Yang menjadi masalah burung hantu sering ditembak pemilik kolam ikan. Mereka khawatir makan ikan mereka. Padahal jenis burung hantu yang ada di daerah Lubuk Lingau dan sekitarnya jenis tyto alba tidak makan ikan khusus pemakan tikus.
"Burung hantu yang ada di kita jenis tyto alba tidak makan ikan khusus pemakan tikus, tapi pemilik kolam kalau melihat burung hantu ditembak karena takut makan ikan mereka maka burung hantu sering ditembak," ungkapnya.
"Burung hantu tyto alba ini mainnya di sekitar sawah, hutan kebun sawit, tidak main ke kolam," tambahnya.
Kebun sawit sekarang sudah banyak yang menggunakan burung hantu untuk mengendalikan hama tikus.