Jepang Krisis Tenaga Kerja, Skema Baru Dibuka untuk Pekerja Asing dari Indonesia

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Skema Baru Dibuka untuk Pekerja Asing dari Indonesia-Tangkap Layar -
Namun, menurut data yang dipaparkan Saito, angka tersebut masih jauh dari cukup.
Pada tahun 2030, Jepang diproyeksikan membutuhkan 12,74 juta pekerja tambahan.
Pada tahun 2040, angka ini akan melonjak menjadi 19,71 juta pekerja.
Kekurangan tenaga kerja ini terjadi di berbagai sektor, mulai dari manufaktur, kesehatan, pertanian, hingga konstruksi.
Sebagai solusi jangka panjang, Jepang juga berinvestasi dalam teknologi automasi untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing.
Namun, tetap saja, perekrutan tenaga kerja asing masih menjadi kebutuhan utama bagi Jepang saat ini.
Melalui skema Ikusei Shuurou, tenaga kerja asing bisa mendapatkan kesempatan untuk tinggal dan bekerja di Jepang selama tiga tahun.
Tujuan akhirnya adalah agar mereka bisa naik ke tingkat Specific Skilled Worker (SSW), yang memungkinkan mereka bekerja lebih lama di Jepang dengan status lebih stabil.
Selain itu, Jepang juga menekankan pentingnya membangun koridor migrasi yang aman dan menarik antara Jepang dan negara pengirim tenaga kerja, termasuk Indonesia.
Dengan perubahan skema tenaga kerja ini, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengisi kekosongan tenaga kerja di Jepang.
Skema Ikusei Shuurou memungkinkan pekerja mendapatkan status lebih setara, hak lebih baik, dan peluang kerja lebih panjang dibandingkan sistem sebelumnya.
Jika kamu tertarik bekerja di Jepang, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri, terutama dalam menguasai bahasa Jepang dan memahami regulasi tenaga kerja baru di Jepang.
BACA JUGA:Rahasia Menabung Cepat: 6 Tips Hemat Ala Orang Jepang yang Terbukti Ampuh