Urgensi Pembentukan Kejaksaan Negeri Musi Rawas dan Pemenuhan Harapan Publik (Public Expectations)

Eka Rahman, S.Sos, SH, MH, CLD-Foto : Dok Pribadi -
a. Kejaksaan Agung;
b. Kejaksaan Tinggi; dan
c. Kejaksaan Negeri.
BACA JUGA:Buruan Cek! Ada 35 Daftar Formasi CPNS Kejaksaan Agung 2024
BACA JUGA:Mau Daftar Penjaga Tahanan CPNS Kejaksaan 2024, Berikut Formasi, Syarat dan Ketentuannya
Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Urgensi Pembentukan Kejaksaan Negeri Musi Rawas
Pada tanggal 12 Februari 2024 terbit Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2024 tentang Pembentukan Kejaksaan Negeri Kepulauan Anambas, Kejaksaan Negeri Musi Rawas, Kejaksaan Negeri Sigi, Kejaksaan Negeri Morowali Utara, dan Kejaksaan Negeri Maluku Tenggara. Perpres pembentukan beberapa kejaksaan negeri - khususnya Kejaksaan Negeri Musi Rawas -, selain bagian dari maksimalisasi tugas dan fungsi kejaksaan pada tingkat daerah juga penyesuaian (adjustment) dari setidaknya :
1. Fenomena pemekaran daerah otonomi sebagaimana dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan data BPS saat ini di Indonesia ada 38 provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota. Bandingkan dengan jumlah organ kejaksaan di seluruh Indonesia yang hanya terdapat 32 kejaksaan tinggi, 83 kejaksaan negeri tipe A, 327 kejaksaan negeri tipe B dan 72 cabang kejaksaan negeri.(sumber JDIH.Kejaksaan.go.id). Artinya , secara kelembagaan terdapat ketidak berimbangan penyelenggaraan tugas dan fungsi kejaksaan dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah. Pembentukan Kejaksaan Negeri Musi Rawas, dapat dipahami sebagai bagian dari upaya untuk menjawab persoalan ini.
2. Pasca terbitnya UU No. 7/2001 tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau pada 21 Juni 2001, lalu UU No. 16/2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara. Kabupaten Musi Rawas sebagai ‘kabupaten induk’ yang berdiri sejak 20 April 1943 berdasarkan UU No. 28/1959, penyelenggaraan tugas dan fungsi kejaksaan di bidang hukum menginduk pada Kejaksaan Negeri Lubuklinggau yang membawahi : Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi Rawas Utara.Padahal dengan luas 6.357,17 km², sebaran penduduk 64 jiwa/km², jumlah penduduk 425,15 ribu jiwa yang tersebar di 14 kecamatan, 13 kelurahan dan 186 desa - tentu saja dinamika terkait tugas dan fungsi kejaksaan di bidang hukum relative tinggi.
3. Dalam kaitannya dengan investasi dan sector swasta di Kabupaten Musi Rawas, berdasarkan data ada perusahaan perkebunan besar swasta (PBS) sebanyak 25 perusahaan (data Dinas Perkebunan Musi Rawas tanggal 16 Okt 2023), 13 perusahaan IBS (data BPS Sumsel 2022), 19 perusahaan kontruksi (data BPS Musi Rawas 2023) dan seterusnya.
Hal sebagaimana diatas, dapat menjadi sebagian dari titik tolak (starting point)dalam melihat bagaimana urgensi pembentukan Kejaksaan Negeri Musi Rawas dalam pembangunan daerah di bidang hukum, penegakan hokum serta tentu saja upaya pemberantasan korupsi di daerah sebagaimana amanat Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Kejaksaan Negeri Musi Rawas dan Pemenuhan Harapan Publik (Public Expectations)
Sejak dibentuk pada 12 Februari 2024, Kejaksaan Negeri Musi Rawas baru memiliki 2 (dua) orang ‘nakhoda’ yaituMuhammad Chozin, SH .MH sebagai kepala kejaksaan negeri yang dilantik 12 September 2024, kemudian digantikan oleh Abunawas, SH, MH sebagai pelaksana tugas (plt). Pengangkatan Abunawas, SH, MH sebagai plt. Kajari tentu memiliki arti penting bagi Kabupaten Musi Rawas, karena sebagai jaksa beliau meniti karir di ‘korps baju cokelat’ di Kejaksaan Negeri Lubuklinggau (yang saat itu juga membawahi wilayah hukum kabupaten Musi Rawas). Apalagi sebagai seorang ‘putra daerah’ Musi Rawas (tepatnya selangit), tentu mempunyai ‘sense of belonging’ dan komitmen bagi pembangunan di ‘tanah kelahiran’ – terutama di bidang hukum.