Petani Desa Nawangsasi bersama POPT Lakukan Gerdal Hama Tikus

POPT Kecamatan Tugumulyo Suwanto, SP, bersama dengan para petani saat melakukan gerdal hama tikus di Poktan Sederhana Desa Nawangsasi -Foto :Dok Pribadi-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Untuk mempertahankan hasil produksi tanaman padi nya petani Desa C Nawangsasi bersama dengan Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu  Tumbuhan (POPT) Kecamatan Tugumulyo, melakukan gerakkan pengendalian (Gerdal) hama tikus.

POPT Kecamatan Tugumulyo Suwanto, SP menyatakan kegiatan gerdal ini dilakukan seiring dengan adanya laporan dari para petani terkait dengan adanya serangan hama tikus di kelompok Tani Sederhana Desa Nawangsasi.

Saat ini usia tanaman padi  di kelompok tani tersebut memasuki usia 45-53 hari setelah tanam (HST) dengan luas lahan sekitar 20 hektar untuk jenis padinya sendiri itu menggunakan bibit varietas Ciherang.

“Gerdal hama tikus sendiri menggunakan bahan Brangkus dan Klerat, bantuan dari Brigade II Tugumulyo Sumsel. Kemudian intensitas serangannya sendiri itu 3-4 persen dengan luas serangannya 0,25 hektar,” jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Kamis 6 Maret 2025.

BACA JUGA:Musim Penghujan, Petani Semangka Keluhkan Pertumbuhan Tanaman Menurun

BACA JUGA:PPL Minta Petani Rutin Lakukan Monitoring Hama Tanaman Jagung

Sebelum melakukan gerdal terhadap hama tikus dirinya bersama dengan PPL Desa C Nawangsasi terlebih dahulu menjelaskan tata cara penggunaan bahan aktif pengendalian hama tikus dengan menggunakan Brangkus dan Klerat.

Selain itu kehadiran hama tikus di persawahan dapat dideteksi dengan memantau keberadaan jejaknya seperti jalur jalan, lubang aktif dan gejala serangan. Jika terlihat ada jejak hama tikus atau lubang aktif dan gejala serangan pemasangan umpan dapat dilakukan di pematang /tanggul serta di sekeliling persawahan.

“Rodentisida klerat yang digunakan adalah antikoagulan berbentuk padatan seperti permen yang memiliki warna biru untuk mengendalikan hama tikus berbahan aktif , brodifakum .0,005 persen. Racun berbentuk padatan, segi empat berwarna hijau kebiru-biruan yang berisi butiran beras, siap dipakai untuk mengendalikan hama tikus,” ucapnya.

Kemudian racun ini memiliki kemampuan membunuh hama tikus lebih lambat, tikus akan mati di lokasi yang jauh dari pasanganya umpan, karena setelah tikus memakan racun tersebut tidak langsung mati tapi akan mengering secara perlahan hingga akhirnya mati. Tanpa menimbulkan bau sama sekali sehingga hama tikus lainnya tidak dapat mengidentifikasi bahaya rodentisida yang mengancam.

BACA JUGA:75 Persen Tanaman Padi Milik Petani di Desa Mataram Diserang Hama Tikus

BACA JUGA:Petani Padi di Sumber Harta, Beralih Tanam Kacang Panjang, Raup Keuntungan Lebih Besar

Selanjutnya rencana tindak lanjut yang disiapkan itu diharapkan para petani melakukan pengamatan rutin setelah dilakukan gerdal ini, pengendalian lanjutan akan terus dilaksanakan kemudian pelestarian musuh alami seperti salah satunya itu burung hantu.

“Gerdal hama tikus sangat perlu dilakukan secara rutin dan berkelanjutan karena hama ini dapat menyerang tanaman padi dari awal hingga akhir, utamanya menjelang musim tanam dan pada fase generatif awal,” paparnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan