Menjaga Semangat Ibadah Selama Bulan Puasa

Lebih dianjurkan lagi jika sahur dilakukan pada sepertiga malam terakhir atau menjelang waktu imsak. Sebab, semakin diakhirkan maka stamina tubuh bisa bertahan lebih lama- Foto : Net-

KORANLINGGAUPOS.ID - Selama bulan Ramadan, kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk berlomba-lomba melaksanakan ibadah. Hal ini lantaran pahalanya jauh berkali-kali lipat, jika dilaksanakan selama bulan Ramadan.

Lalu bagaimana kita bisa menjaga ibadah kita agar lebih banyak saat berpuasa. Mengingat tantangannya jauh lebih berat, karena kita harus sambil menjalankan ibadah puasa, terbagun disepertiga malam, dan harus tetap bekerja. 

Dikutip dari laman resmi Kemenag RI dalam khutbah Jumatnya, menjelaskan tentang menjaga semangat ibadah selama bulan puasa. 

Jika kita ibaratkan arena pacuan kuda, maka bulan Ramadhan merupakan momen bagi umat Muslim untuk berlomba-lomba meraih pahala ibadah sebanyak mungkin. Ada yang siang malam bertadarus Al-Qur’an, ada pula yang rajin shalat tarawih dari rakaat pertama sampai witir, ada juga yang rajin berjamaah shalat lima waktu ke masjid tanpa absen, dan sebagainya.

 

Namun, tidak jarang kita temui orang hanya semangat di awal, tapi begitu masuk separuh bulan terakhir stamina ibadahnya menurun. Riuh suara tadarus Al-Qur’an mulai redup, jumlah shaf shalat tarawih hilang baris demi baris, intensitas jamaah shalat lima waktu di masjid juga mulai menurun. Inilah realita naik turun semangat ibadah yang kerap ditemui saat Ramadhan. 

Ada beberapa tips untuk merawat semangat ibadah saat Ramadhan, di antaranya yang pertama adalah hindari makan terlalu kenyang. Sudah menjadi kebiasaan, waktu berbuka puasa seolah menjadi momen “balas dendam” setelah seharian penuh menahan lapar dan dahaga. 

Segala rupa hidangan disajikan di meja makan. Selesai buka puasa perut kekenyangan sehingga menyebabkan malas bergerak, termasuk untuk beribadah. Inilah penyebab umum malas beribadah, terutama shalat tarawih, yang dialami banyak orang saat Ramadhan. Makan terlalu kenyang merupakan bentuk perilaku berlebihan yang dilarang oleh agama. 

Sesuatu yang baik akan mengundang petaka jika dilakukan melampaui batas. Dalam konteks Ramadhan, makan terlalu berlebihan bisa menyebabkan kita tertinggal banyak kesempatan ibadah yang balasan pahalanya berkali-kali lipat dibanding pada bulan-bulan lainnya. Terkait batas konsumsi makanan yang ideal, Rasulullah SAW juga pernah bersabda,

 

 

??? ?????? ???????? ??????? ?????? ???? ??????? ???????? ????? ????? ????????? ???????? ????????? ?????? ????? ??? ????????? ???????? ??????????? ???????? ??????????? ???????? ??????????

Artinya, “Tiada tempat yang manusia isi yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun, jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.” (HR At-Tirmidzi).

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan