Kasus DBD di Awal 2025 Menurun Dinkes Tetap Ingatkan Warga Waspada DBD
Petugas Dinas Kesehatan Kota Lubuk Linggau sedang melakukan Foging di salah satu rumah warga belum lama ini. -Foto : Dok Dinkes Kota Lubuk Linggau-
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Di awal tahun 2025, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Lubuk Linggau tidak mengalami peningkatan. Bahkan setiap bulannya, tren kasus DBD terus mengalami penurunan.
Bahkan, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, tren kasus DBD tahun juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuk Linggau, Drs. Erwin Armeidi, M.Si., saat diwawancarai oleh KORANLINGAUPOS.ID Selasa, 15 April 2025.
Erwin mengungkapkan, hingga pertengahan April 2025 sudah terdata ada 121 pasien DBD di Lubuk Linggau
BACA JUGA:Musim Pancaroba Masyarakat Musi Rawas Diminta Untuk Selalu Waspada DBD
BACA JUGA:Waspada Kasus DBD Meningkat Tercatat Ada 76 Kasus
“Kalau kita lihat data dari awal tahun, pada Januari tercatat 44 kasus DBD, Februari turun menjadi 34 kasus, dan Maret menurun lagi menjadi 29 kasus. Lalu hingga pertengahan April ini baru tercatat 14 kasus. Ini menandakan ada penurunan, tapi bukan berarti kita lengah. Kewaspadaan harus tetap ditingkatkan,” ungkap Erwin.
Dinas Kesehatan Kota Lubuk Linggau tegasnyam terus mengimbau masyarakat untuk aktif melakukan langkah-langkah pencegahan DBD dengan menerapkan prinsip 3M Plus, yaitu:
Menguras, membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, drum, toren air, dan sejenisnya secara rutin. Menutup rapat wadah-wadah air agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Mengubur atau membuang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Serta Plus, yakni melakukan upaya tambahan seperti menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu saat tidur, dan fogging di area yang terdeteksi sebagai lokasi kasus.
“Fogging itu berfungsi untuk membunuh nyamuk dewasa, tapi jentik-jentik nyamuk tidak akan mati dengan cara ini. Maka dari itu, gerakan 3M sangat penting untuk memutus siklus hidup nyamuk penyebab DBD. Makanya foging dilakukan ketika diwilayah atau dirumah tersebut ada pasien DBD,” jelas Erwin.
BACA JUGA:Tujuh Warga Muratara Terinfeksi DBD, Dinkes Imbau Masyarakat Lakukan 3M
BACA JUGA:Dinkes Mura Ingatkan Masyarakat Waspada Penularan DBD
Ia juga menekankan masyarakat yang mendeteksi adanya kasus DBD di lingkungannya sebaiknya segera melaporkan ke pihak Dinas Kesehatan. Setelah itu, tim akan melakukan fogging di lokasi tersebut sebagai tindakan cepat untuk membasmi nyamuk dewasa dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Penyakit DBD sendiri bukanlah hal baru di Indonesia. Berdasarkan Jurnal Warta Edisi 48 Universitas Dharmawangsa, kasus pertama DBD di Indonesia dilaporkan pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya. Sejak saat itu, penyebaran penyakit ini meluas ke berbagai daerah, termasuk luar Pulau Jawa seperti Sumatera Barat dan Lampung pada tahun 1972.