Oknum Guru SMPN 1 Lubuk Linggau Justru Laporkan Ayah Korban ke Polisi, BKPSDM Ungkap Soal Sanksi

Reporter: RIENA FITRIANI MARIS |

Editor: SULIS |

Rabu , 24 Sep 2025 - 23:00

Oknum Guru SMPN 1 Lubuk Linggau inisial A jalani pemeriksaan intensif di Polres Lubuk Linggau- Foto: Riena /Linggau Pos-

KORANLINGGAUPOS.ID - Oknum Guru Bimbingan Konseling SMPN 1 Lubuk Linggau inisial A (31) yang diduga melakukan pencabulan terhadap siswinya sendiri, sampai saat ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Namun ada babak baru yang mengejutkan dari kasus dugaan asusila ini.

LAPORAN RIENA MARIS, LUBUK LINGGAU

Ternyata Guru A (31) juga melaporkan AS, yang merupakan ayah korban ke Polres Lubuk Linggau. A melaporkan ayah korban atas kasus penganiayaan yang dilakukan AS, Selasa 23 September 2025. Sementara untuk kasus pencabulan yang dilakukan pelaku sedang dalam proses gelar perkara. Status A juga saat ini masih saksi terkapor, belumk ditingkatkan jadi tersangka.

Kasat Reskrim Polres Lubuk Linggau AKP M Kurniawan Azwar melalui Kanit PPA Ipda Korpan Saat dikonfirmasi KORANLINGGAUPOS.ID, Rabu 24 mengungkapkan saat pelaku datang untuk menyerahkan diri, dia juga melaporkan ayah korban karena melakukan penganiayaan serta ancaman kepadanya.

"Ya melapor balik, A melaporkan ayah korban. Jadi split sekarang, saling lapor," ungkapnya.

Menurut A, saat ia pulang usai salat subuh di masjid di Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, tiba-tiba ia ditabrak oleh ayah korban, AS.

"Kemudian dia mengancam juga karena waktu itu ada kata-kata ancaman dari si bapak korban ke A dan ada saksinya juga disana," ungkapnya.

Akibatnya A mengalami memar dibagian tangan dan kakinya, sehingga ia melaporkan kejadian tersebut. A juga diakui Kopran sudah melakukan visum.

"Sudah visum juga dibagian tangan dan kakinya yang terluka karena ditabrak. Karena pelaku sudah ada laporan juga kasus pencabulan sebelumnya, langsung kita interogasi dia agar melakukan klarifikasi dalam perkara pencabulan itu," jelasnya.

Kasat Reskrim Polres Lubuk Linggau AKP M Kurniawan Azwar membenarkan pelaku sudah menyerahkan diri ke Polres Lubuk Linggau.

oknum guru smpn 1 lubuk linggau justru laporkan ayah korban ke polisi, bkpsdm ungkap soal sanksi                            koranlinggaupos.id - oknum guru bimbingan konseling smpn 1 lubuk linggau inisial a (31) yang diduga melakukan pencabulan terhadap siswinya sendiri, sampai saat ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. namun ada babak baru yang mengejutkan dari kasus dugaan asusila ini.
laporan riena maris, lubuk linggau
ternyata guru a (31) juga melaporkan as, yang merupakan ayah korban ke polres lubuk linggau. a melaporkan ayah korban atas kasus penganiayaan yang dilakukan as, selasa 23 september 2025. sementara untuk kasus pencabulan yang dilakukan pelaku sedang dalam proses gelar perkara. status a juga saat ini masih saksi terkapor, belumk ditingkatkan jadi tersangka.
kasat reskrim polres lubuk linggau akp m kurniawan azwar melalui kanit ppa ipda korpan saat dikonfirmasi koranlinggaupos.id, rabu 24 mengungkapkan saat pelaku datang untuk menyerahkan diri, dia juga melaporkan ayah korban karena melakukan penganiayaan serta ancaman kepadanya.
baca juga:oknum guru bk yang bikin heboh juga anggota tppk di smpn 1 lubuk linggau 
baca juga:dugaan asusila di smpn 1 lubuk linggau, ayah korban ungkap hal menyedihkan
"ya melapor balik, a melaporkan ayah korban. jadi split sekarang, saling lapor," ungkapnya.
menurut a, saat ia pulang usai salat subuh di masjid di kelurahan watervang, kecamatan lubuklinggau timur i, tiba-tiba ia ditabrak oleh ayah korban, as. 
"kemudian dia mengancam juga karena waktu itu ada kata-kata ancaman dari si bapak korban ke a dan ada saksinya juga disana," ungkapnya. 
akibatnya a mengalami memar dibagian tangan dan kakinya, sehingga ia melaporkan kejadian tersebut. a juga diakui kopran sudah melakukan visum. 
baca juga:dugaan asusila di smpn 1 lubuk linggau, wali kota : kami siapkan psikiater untuk pemulihan trauma korban
baca juga:soal dugaan asusila di smpn 1 lubuk linggau ini penjelasan ibu korban
"sudah visum juga dibagian tangan dan kakinya yang terluka karena ditabrak. karena pelaku sudah ada laporan juga kasus pencabulan sebelumnya, langsung kita interogasi dia agar melakukan klarifikasi dalam perkara pencabulan itu," jelasnya.
kasat reskrim polres lubuk linggau akp m kurniawan azwar membenarkan pelaku sudah menyerahkan diri ke polres lubuk linggau. 
"tadi pagi yang bersangkutan minta diamankan sekitar pukul 08.00 wib. sementara pihak korban sudah melapor malam tadi. sekarang sedang kita proses," jelasnya.
korban p (12). diduga terlapor melakukan pencabulan dan sekarang kasusnya masih dalam penyelidikan, sedang kita periksa. untuk terlapor sudah kita amankan. sampai sekarang sudah ada 3 saksi yang kita mintai keterangan, yakni saksi korban, saksi yang mengetahui kejadian dan saksi terlapor. 
baca juga:dukung lcc wawasan kebangsaan super 100, smpn 1 muara lakitan kirimkan puluhan siswa
baca juga:sempat dicopot, walikota tiba-tiba datang kasih sepeda listrik untuk kepala smpn 1 prabumulih 
"modusnya korban disuruh melakukan pencabulan. saat ini oknum guru statusnya masih saksi.  nanti akan kita gelar perkara, jika memang terbukti baru bisa kita tingkatkan statusnya jadi tersangka. untuk korban pun sejauh ini baru satu yang melapor dan kita masih melakukan pengembangan dan penyelidikan, tidak menutup kemungkinan korban bertambah," ungkap kasat. 
lalu bagaimana dengan status pppk a ? 
plt kepala bkpsdm kota lubuk linggau melalui kabid pengangkatan, pemberhentian dan informasi, m adi dwi cahyo menegaskan terkait status pppk, mengacu pada pp nomor 49 tahun 2018 adalah peraturan pemerintah (pp) tentang manajemen pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (pppk).
"karena ini sudah ranahnya pidana, ya kita tunggu dulu proses hukumnya sampai dengan ada putusan inkrah. namun sementara masih dalam proses hukumnya, yang bersangkutan kita berhentikan sementara atau dinonaktifkan dulu," ungkap adi.
berdasarkan pp, di pasal 53 ayat 3 yang bersangkutan bisa dilakukan pemutusan hubungan perjanjian kerja pppk yang dilakukan tidak dengan hormat jiia perbuatannya terbukti dan putusan inkrahnya dipenjara 2 tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.
"jika kurang dari 2 tahun, nanti lihat dari inspektorat apakah masuk dalam pelanggaran ringan, sedang atau berat. ya kita tunggu dulu proses hukumnya untuk sekarang. intinya karena pppk bagian dari asn perlakuaknnya pun sama seperti pns," jelasnya

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, KAMIS, 25 SEPTEMBER 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan