Tradisi Masih Melekat Dikalangkan Masyarakat

Reporter: Admin iklan |

Editor: Admin iklan |

Minggu , 29 Oct 2023 - 18:22

SEDEKAH: Orang sedang menyiapkan kue serabi.-Foto: Rakyat Empat Lawang -

LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Tradisi merupakan semacam kegiatan yang diwariskan secara turun-temurun di suatu daerah ataupun keluarga. Di Indonesia sangat banyak sekali tradisi setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.

Dikutif dari Palpres.com, tradisi yang akan dibahas kali ini yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang.

Tebing Tinggi menjadi ibukota Kabupaten Empat Lawang, di kecamatan ini ada tradisi yang unik. Di Kecamatan Tebing Tinggi terdapat tradisi yang kerap dilakukan, namun ada juga yang sudah jarang dilakukan.

Diketahui ada 2 tradisi yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi yakni tradisi sedekah ruah dan tradisi sedekah serabi. 2 tradisi ini sebenarnya juga dilaksanakan di kecamatan lainnya yang ada di Empat Lawang.

Berikut ini redaksi rangkum tradisi apa saja yang sudah jarang dilakukan dan masih dilakukan sampai saat ini.

Pertama Tradisi Sedekah Ruah. Sedekah Ruah diperingati satu tahun sekali yakni memasuki tanggal 1 ruah sampai dengan 1 Ramadhan berdasarkan kalender Islam.

Sedekah ruah bertujuan untuk mengirimkan doa-doa kepada sanak keluarga yang telah meninggal dunia.

Tradisi Sedekah Ruah dilakukan dengan cara menyajikan kue serabi didampingi dengan makanan jenis lainnya.

Pelaksanaan Sedekah Ruah yakni dengan cara mengundang tetangga untuk melakukan doa bersama.

Diawali dengan sambutan dari tuan rumah yang mengundang, dilanjutkan dengan pembacaan doa.

Kemudian acara menyantap makanan bersama.

tradisi masih melekat dikalangkan masyarakat                             linggaupos.bacakoran.co  - tradisi merupakan semacam kegiatan yang diwariskan secara turun-temurun di suatu daerah ataupun keluarga. di indonesia sangat banyak sekali tradisi setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. 
dikutif dari palpres.com, tradisi yang akan dibahas kali ini yang ada di kecamatan tebing tinggi, kabupaten empat lawang.
tebing tinggi menjadi ibukota kabupaten empat lawang, di kecamatan ini ada tradisi yang unik. di kecamatan tebing tinggi terdapat tradisi yang kerap dilakukan, namun ada juga yang sudah jarang dilakukan.
diketahui ada 2 tradisi yang ada di kecamatan tebing tinggi yakni tradisi sedekah ruah dan tradisi sedekah serabi. 2 tradisi ini sebenarnya juga dilaksanakan di kecamatan lainnya yang ada di empat lawang.
berikut ini redaksi rangkum tradisi apa saja yang sudah jarang dilakukan dan masih dilakukan sampai saat ini.
pertama tradisi sedekah ruah. sedekah ruah diperingati satu tahun sekali yakni memasuki tanggal 1 ruah sampai dengan 1 ramadhan berdasarkan kalender islam. 
 
baca juga:kontrasepsi suntik paling diminati 
 
sedekah ruah bertujuan untuk mengirimkan doa-doa kepada sanak keluarga yang telah meninggal dunia.
tradisi sedekah ruah dilakukan dengan cara menyajikan kue serabi didampingi dengan makanan jenis lainnya. 
pelaksanaan sedekah ruah yakni dengan cara mengundang tetangga untuk melakukan doa bersama. 
diawali dengan sambutan dari tuan rumah yang mengundang, dilanjutkan dengan pembacaan doa. 
kemudian acara menyantap makanan bersama. 
biasanya tradisi sedekah ruah dilaksanakan selesai sholat maghrib menjelang sholat isya.  namun sayangnya, tradisi sedekah ruah untuk di kecamatan tebing tinggi sudah jarang dilakukan. 
misalnya saja di talang jawa kelurahan jaya loka, sudah tak banyak warga yang melakukan sedekah ruah. 
 
baca juga:tiga sungai prioritas akan dipasang stasiun onlimo 
 
hanya ada beberapa rumah saja yang melaksanakannya. 
kedua,  tradisi sedekah serabi sedekah serabi ialah tradisi di empat lawang yang dilaksanakan dengan tujuan untuk membayar nazar. 
meski sudah jarang terlihat, sedekah serabi ini merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat di empat lawang, tak hanya di tebing tinggi saja. 
ada satu kebiasaan orang empat lawang yang sering berucap seperti ini, misalnya:
“kalau aku lulus pns aku akan sedekah serabi.”  atau nazar lainnya: “kalau anak aku sembuh dari sakit, maka aku akan sedekah serabi.”
nazar seperti ini lumrah dilakukan masyarakat empat lawang. 
karena itulah sejak zaman animisme tradisi ini sering dilakukan. 
konon ceritanya jika hajat sudah terpenuhi dan nazar sedekah serabi tidak ditunaikan maka akan mengundang balak.
tradisi sedekah serabi, sebuah budaya warisan tak benda yang kaya akan makna dan nilai-nilai tradisional, telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat empat lawang. 
namun, dalam beberapa tahun terakhir, frekuensi pelaksanaan sedekah serabi mengalami penurunan yang signifikan.
pada tahun 2020, dinas pendidikan dan kebudayaan (dikbud) empat lawang mendaftarkan tradisi sedekah serabi sebagai salah satu warisan budaya takbenda ke ditjen kebudayaan, kementerian pendidikan dan kebudayaan ri. 
 
baca juga:elektabilitas capres di pedesaan dan perkotaan
 
keputusan ini disambut baik oleh masyarakat, dan pada tanggal 1 november 2022, tradisi ini resmi ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda (wbtb) oleh kemendikbud ri.
dengan statusnya sebagai warisan budaya takbenda, sedekah serabi menjadi lebih dari sekadar tradis,  ini adalah warisan yang harus dilestarikan dan dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat. 
vebri al-lintani, seorang budayawan sumsel dan putra daerah empat lawang, menjelaskan bahwa sedekah serabi bermula dari niat untuk membuat atau membayar nazar.
 prosesnya melibatkan pembuatan serabi, mengundang kerabat, makan bersama, dan diakhiri dengan doa bersama, menjadikan sedekah serabi sebagai media syukuran yang mendalam. (palpres.com)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Koran Linggau Pos Edisi Senin 30 Oktober 2023

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan