6 Perbedaan Mencolok Antara DBD dan Tifus
DBD menular dari satu penderita ke penderita lainnya melalui nyamuk aedes aegypti.-Dok. FK Universitas Indonesia -
Bintik merah yang biasa muncul pada penderita menunjukkan adanya pendarahan dalam tubuhnya.
Jika sudah parah, pendarahan dapat terjadi pada organ-organ penting yang dapat menyebabkan kematian.
Sementara pada bakteri tifus menyerang usus sehingga menyebabkan luka pada usus. Selanjutnya akan menyerang hati, limpa dan kantung empedu.
Ketiga, dilihat dari sisi gejala.
Penderita DBD akan mengalami gejala panas tinggi, umumnya > 38 derajat celcius, badan pegal-pegal atau nyeri otot, sakit kepala, menggigil, buang-buang air atau muntah, muncul bintik-bintik merah. Gejala ini mungkin tidak muncul jika demam yang dialami baru sebentar.
Cara melihat bintik merah ini dengan tes tourniquet yaitu dengan menjepit pembuluh darah mirip seperti saat Anda hendak memeriksa tekanan darah. Setelah tahap ini, biasanya bintik merah akan terlihat.
Setelah hari ketiga, biasanya demam akan turun dan penderita mungkin merasa sudah sembuh tetapi setelah itu demam dapat menyerang kembali.
Pada masa ini sebaiknya berhati-hati agar tidak menganggap sudah sembuh dan tidak menjaga kesehatannya.
Sementara gejala tifus awalnya, demam yang dialami tidak terlalu tinggi dan suhu akan terus meningkat bertahap sampai > 38 derajat Celcius, khususnya pada malam hari, suhu akan meningkat dan akan turun pada pagi hari.
Inilah yang membedakan demam tifus dengan demam pada demam berdarah, nyeri perut dan diare serta batuk dan sakit tenggorokan.
BACA JUGA:Pusatnya Perlengkapan Haji dan Umroh di Lubuklinggau
Keempat, dari sisi pemeriksaan.
Pada pasien DBD, pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa jumlah trombosit.