Ini Teknik Budidaya Alpukat yang Tepat di Dataran Rendah
Pohon alpukat jenis Red Vietnam di kebun Joni Prasetyo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, mulai berbuah dengan ukuran cukup besar dan daging tebal, hasil budidaya di dataran rendah--
Persiapan lahan dilakukan secara matang. Lahan harus dibersihkan dari sisa akar tanaman lama dan gulma untuk mencegah sumber penyakit.
“Jamur itu musuh utama alpukat. Jadi lahan harus benar-benar bersih,” tegasnya.
BACA JUGA:Alpukat Kocok 929, Minuman Kekinian yang Digemari di Lubuk Linggau
Tahapan persiapan lahan meliputi pengapuran menggunakan dolomit, pemberian belerang untuk antisipasi jamur, kemudian dibuat lubang tanam berukuran 40×40 cm dengan kedalaman 40 cm. Lubang diisi pupuk kandang dan dolomit, lalu dibiarkan selama 7sampai dengan 10 hari sebelum bibit ditanam.
Setelah penanaman, perawatan menjadi faktor penentu keberhasilan. Bibit alpukat yang baru ditanam perlu diberi pelindung dari cuaca ekstrem.
“Sekarang panasnya ekstrem, jadi tanaman muda harus dipayungi, bisa pakai paranet atau unda-unda,” jelas Joni.
Penyiraman dilakukan setiap 3–4 hari sekali jika tidak turun hujan. Untuk pemupukan, Joni menganjurkan kombinasi pupuk kimia dan organik.
BACA JUGA:Uang Rp 11 Juta untuk DP Pembelian Raib Pesanan Alpukat Tak Kunjung Datang
BACA JUGA:Abon Ikan Pedo dan Kain Batik Alpukat Universitas PGRI Silampari Ramaikan APEKSI 2025 di Surabaya
“Pemupukan rutin sebulan sekali lebih bagus. Bisa juga dua bulan sekali, pakai NPK 15-15-15 untuk pertumbuhan, dikombinasikan 50 persen pupuk kimia dan 50 persen pupuk kandang,” paparnya.
Dengan perawatan optimal, alpukat jenis Mickey dapat mulai belajar berbuah pada usia 2 hingga 2,5 tahun, dan sudah produktif pada usia sekitar 3 tahun.
Dalam budidaya alpukat, beberapa hama dan penyakit yang perlu diwaspadai antara lain kutu kebul dan jamur daun yang menyerang bagian daun, serta kanker batang dan jamur akar putih yang menyerang batang dan perakaran.
“Untuk daun bisa pakai insektisida kontak atau lambung yang banyak dijual di toko pertanian. Kalau jamur batang dan akar, juga sudah ada obatnya, asal rutin dikontrol,” jelas Joni.
BACA JUGA:Abon Ikan Pedo dan Kain Batik Alpukat Universitas PGRI Silampari Meramaikan APEKSI 2025 di Surabaya