Begini Sejarah Salat Tarawih, 11 atau 23 Rakaat?

Salat Tarawih merupakan shalat sunnah muakkadah yang dikerjakan selama bulan Ramadan dan umumnya dilakukan sebanyak 11 atau 23 rakaat.-Foto : Dokumen Kemenag -

Hal itu dikuatkan dengan kesaksian Aisyah ra., pada hadis pertama di atas bahwa Rasul tidak pernah salat malam pada bulan Ramadan maupun bulan lainnya lebih dari 11 rakaat.

BACA JUGA:10 Hari Pertama Keistimewaan Bulan Ramadhan Dan Amalan Yang Dianjurkan

Sementara itu terkait dengan fenomena umat muslim pada umumnya di Indonesia yang memilih salat 11 rakaat di masjid yang imam salat tarawihnya menetapkan 23 rakaat, Syamsul menjelaskan bahwa itu tidak masalah.

Umat muslim yang memilih salat delapan rakaat berjamaah di masjid, dan witir di rumah untuk mengganjilkan salat malam, jelas Syamsul, itu tidak masalah dan diperbolehkan. 

“Itu silakan saja, karena salat tarawih bisa dikerjakan di rumah atau di rumah,” ujarnya.

Begitupun dengan salat tarawih dan tahajud. Beberapa orang mungkin pernah melakukan salat tarawih kemudian salat tahajud. Terkait hal ini, Syamsul kembali mengingatkan pada hadis pertama di atas bahwa Rasul tidak pernah salat malam lebih dari 11 rakaat.

“Untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya, maka dapat dilakukan dengan memanjangkan salat. Sebagaimana hadis riwayat Muslim ???????? ?????????? ????? ?????????? bahwa seafdol-afdol salat itu yang qunutnya panjang. Qunut di sini dalam arti berdiri. Lama berdirinya itu karena ayat yang dibaca banyak,” jelas Syamsul.

BACA JUGA:Puasa Ramadhan Tapi Tidak Shalat, Ini Hukumnya

Lalu bagaimana sejarah Sejarah shalat Tarawih?

Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman PWMU.CO diceritakan dalam Sahih Bukhori. Hadits riwayat dari Aisyah ra bercerita, pada suatu ketika di tengah malam Rasulullah saw keluar rumah menuju masjid. Beberapa laki-laki shalat pula mengikuti shalat Nabi SAW.

Esok pagi mereka mempercakapkan tentang shalat itu. Akibatnya lebih banyak orang berkumpul daripada malam pertama untuk ikut shalat bersama-sama Nabi.

Pagi harinya mereka bercakap-cakap lagi perihal shalat malam itu. Tak pelak mengundang orang datang lebih banyak lagi ke masjid pada malam ketiga. Rasulullah saw keluar rumah menuju masjid. Mereka pun shalat beserta Nabi.

Malam keempat orang yang datang lebih banyak lagi hingga ruang dalam masjid tak muat menampung mereka. Nabi keluar pada saat shalat Subuh.

Setelah selesai shalat Subuh, Nabi saw menghadap kepada jamaah lalu membaca kalimat syahadat kemudian berkata,”Sesungguhnya tidak ada yang tersembunyi bagiku keadaanmu.Tapi aku khawatir akan diwajibkan atasmu dan kamu tidak sanggup melaksanakannya.”

BACA JUGA:Raih Ampunan saat Ramadhan, Begini Cara Bertaubat yang Benar

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan