Berikut 3 Ciri Puasa Ramadanmu Diterima Allah SWT

Tanda puasa kita diterima Allah adalah kita terbiasa untuk mengucapkan kata-kata yang baik.-Foto : Dokumen Disway -

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID – Ramadan mendidik umat Islam untuk lebih dekat dengan Allah SWT.

Melalui puasa wajib sebulan penuh dan berbagai ibadah sunnah yang semua pahalanya dilipatgandakan berkali-kali lipat.

Meski manusia melakukan ibadah dengan sekuat tenaga, tetapi hanya Allah saja yang tahu apakah ibadah itu diterima atau tidak. 

Bahkan dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman muhammadiyah.or.id   ibadah Ramadan seseorang yang diterima Allah itu dapat diketahui melalui beberapa tanda.

Tokoh Muhammadiyah, Dadang menerangkan, ciri ibadah puasa seseorang diterima, pertama puasanya meningkatnya kualitas iman. Jadi puasanya karena iman, bukan karena ingin sehat, ingin supaya mendapatkan harta yang banyak. Dan ihtisaban, mengharapkan pahala dari Allah SWT.

BACA JUGA:10 Tips Bijak Dalam Bermain Media Sosial Saat Bulan Suci Ramadhan

Dadang mengutip hadis Rasulullah SAW riwayat Bukhari yang berbunyi ‘‘Man shama Ramadhana imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih’’ yang artinya ‘’barangsiapa berpuasa selama bulan Ramadan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni Allah dosa terdahulunya.’’

 Tanda kedua puasa seseorang itu diterima jika selama bulan Ramadan dan setelah bulan Ramadan orang itu menjauhi ghibah, berbohong, hingga hal-hal tercela lain yang dilarang oleh agama Islam.

Dadang dalam Catatan Akhir Pekan di kanal youtube Tvmu,  mengutip hadis Nabi Muhammad SAW riwayat Bukhari lain yang artinya, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan tetap mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.”

Dadang lalu mengutip hadis riwayat Ibnu Majah yang artinya, “Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.”

Dirinya juga menyebut larangan berbuat rafats (berbuat asusila), fusuq (berbuat fasik), dan jidal (berdebat) di dalam ibadah haji sebagaimana termaktub pada surat al-Baqarah ayat ke-197 juga berlaku bagi para pelaku ibadah puasa di bulan Ramadan.

BACA JUGA:Kuliner di Lubuklinggau, Otak-otak dan Pempek Panggang Jadi Menu Favorit di Waktu Ramadhan

“Nah itu juga melemahkan atau mengurangi dari kadar puasa ini. Tetapi kalau kita bagus, hebat, bisa menahan diri selain makan-minum dan yang membatalkan itu, kita juga menahan diri dengan tidak bohong, tidak menipu, tidak bicara kasar, tidak menganiaya orang dan menzalimi orang, insyaallah puasa kita diterima,” kata Dadang.

“Kita optimis saja. Karena Allah itu Maha Rahman-Rahim, Maha Pengampun, Maha Penyayang. Selama kesalahan itu karena ketidaksengajaan atau karena kebodohan kita, maka Allah mengampuni. Tapi kalau disengaja apalagi kita pernah membatalkan puasa tanpa alsan, wah itu sangat tidak baik dalam melaksanakan ibadah itu. Optimis, insyaAllah diterima,” jelasnya.  

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan