Pertanian Organik Konsep Bedengan Lahan 1005

Reporter: Muhammad Yasin |

Editor: Muhammad Yasin |

Sabtu , 16 Mar 2024 - 15:00

Khairul Bahri sedang menyampaikan materi konsep pertanian organik lahan 1005.-Foto: tangkap layar youtube.com-Nofrizal Official

pertanian organik konsep bedengan lahan 1005                              koranlinggaupos.id - luar biasa konsep pertanian organik yang dipublis di chanel youtube nofrizal official. 
metote pertanian tersebut disampaikan oleh narasumber  khairul bahri. adapun konsep pertanian organik dengan menerapkan konsep bedengan lahan 1005. 1005 merupakan singkatan lahannya 1000 meter dengan memiliki potensi perbulan dengan 5 macam pendapatan. 
adapun pendapatan dimaksud yakni  pendapatan harian, pendapatan 2 mingguan, pendapatan bulanan, pendapatan 6 bulanan dan pendapatan tahunan. 
program ini dibuat yang pertama, tujuannya adalah untuk menumbuhkan minat petani kepada anak-anak muda. dengan lahan yang tidak luas hanya 1000 meter. 
baca juga:atasi masalah berkurangnya lahan dan sdm pertanian dengan tehnologi 
dengan lahan 1000 meter semua orang insya allah banyak punya. kalau dua hektar 3 hektar tapi kalau 1000 meter bisa 25 kali 40, bisa 20 kali 50, itu banyak yang punya. 
"konsep 1005 ini kita untuk mendapatkan sumber pendapatan harian salah satunya adalah dari pertanian yang kita pilih. bagaimana pertanian yang bisa panen dalam waktu 30 hari," kata khairul bahri dikutif dari cannel nofrizal official.  
untuk memiliki pendapatan harian salah satunya  adalah dari pertanian ini. lahannya harus diolah dulu "kunci yang pertama adalah pengolahan lahan. ada tiga metode. bagaimana lahan yang tandus, kering bisa kita pola untuk tanaman harian," paparnya. 
dengan konsep buat bedengan dulu. program bedengannya sekitar 30 bedeng. bagaimana setiap hari panen satu bedeng panen, satu bedeng tiap hari. maka pengolahan lahan ini ada tiga yang pertama  menyebutnya sawah palsu.
baca juga:kreatifitas anak muda, ubah lahan kosong tengah kota jadi lahan pertanian 
ukuran satu bedeng 80 cm, kali 10 meter, kedalaman 25 cm. galih tanah seperti  bikin kolam, kemudian dipasang plastik. setelah dipasang plastik di bawahnya. janagan sampai plastik bocor. lalu sisa tanahnya campur dengan kompos atau kotoran ayam.
ketingian bedengan 10 sampai 15 cm ke atas. kemudian bedengan diseprot air agar lembab lalu tutup dengan jerami. 
setiap disiram, bagusnya sehari dua kali, pagi dan sore. masalah yang penting bagaimana tetap basah di bawah. lalu biarkan selama 3 sampai 7 hari, setelah 7 hari tanam. itu konsep lahan atau sawah palsu. 
metode kedua hampir sama konsepnya gali tanah 10 cm saja. kemudian yang dalamnya tanahnya digarpu tapi tidak dikeluakrna hanya baliknya, langsung campur dengan kotoran ayam pedaging. 
baca juga:5 cara menanam singkong dengan teknologi pertanian terbaru tingkatkan hasil pertanian
digunakan kotoran ayam pedaging karena kelebihannya masih ada sekamnya, fungsi manfaat sekam diantaranya bisa menyimpan air tanah jadi porus nggak terlalu padat. 
setelah balik setiap 1 meter karena enggak boleh diinjak syaratnya. kemudian kasih kompos, kita balik di situ sampai rata. lalu pindah lagi satu meter ke-2 terus sampai selesai begitu terus. 
bagaimana atasnya sama dengan konsep yang pertama tadi kita campur kompos lagi, kita balikan lagi tanah sisanya. 
setelah itu selesai kita sisiran, kemudian kita semprot lagi dengan pembena tanah dengan dosis yang tadi 250 mil sebelah kanannya plus air 15 liter atau satu tangki kemudian kita tutup pulsa atau tutup plastik atau tutup apa jerami atau tutup daun-daun yang lain, silahkan yang ada di sekitar. 
baca juga:mendukung penurunan inflasi, dinas pertanian lubuklinggau panen raya bawang merah
lalui dibiarkan 3 sampai 7 hari, selajutnya silakan tanam. karena tanah sudah dicampur dengan sekam sehingga tanah jadi gembur. 
"pokoknya inget benahi tanah dulu sebaik mungkin kalau ingin hasil yang terbaik dari bumi lakukan bumi yang terbaik buat kita subur kan dulu," jelasnya.(*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, MINGGU, 17 MARET 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan