Sang Kyai dan Wartawan Jadi Pahlawan Nasional 2023, Momen 10 November Hari Pahlawan
KH AHMAD HANAFIAH DAN M TABRONI Mendapat gelar pahlawan nasional 2023-Screenshot-Screenshot
Dengan media, Ia melemparkan pandangan-pandangan mengenai perlawanan-nya.
BACA JUGA:Tiga Gadis Cantik Kreatif Produksi Kerajinan Tangan
Aksi tersebut dapat dikatakan sebuah perlawanan dengan tulisan untuk kolonial Belanda.
Pria kelahiran Pamekasan itu, dikenal dengan tokoh pejuang bahasa.
Dipandang dari pekerjaannya sebagai wartawan di Hindia Baru, kemudian menjadi pemimpin majalah “Revue Politik Jakarta,” dari tahun 1930 hingga 1932.
BACA JUGA:Kabar Baik untuk Guru di Bumi Silampari, UNPARI Selenggarakan PPG Bahasa Indonesia dan Matematika
Pada tahun 1936, Ia melakukan perlawanan dengan tulisan melalui surat kabar. Salah satu yang dilakukannya adalah memperjuangkan petisi Sutarjo, yang berisi tuntutan kepada pemerintah Belanda agar Indonesia diberi kesempatan membentuk parlemen tersendiri.
Cara tersebut merupakan bentuk perlawanan menggunakan bahasa, yang menyasar satu per-satu psikologi masyarakat untuk sadar, lalu melakukan perlawanan akan hak-hak kemanusiaan.
BACA JUGA:Apa Itu Paragraf Argumentasi? Yuk Ketahui Ulasan Paragraf Arumentasi dari Berbagai Ahli
Berbeda dengan para pejuang terdahulu yang turun langsung berperang adu tembak dan tombak melawan kolonial Belanda. Namun usaha M. Tabrani patut mendapatkan apresiasi, terutama bagi pemegang kebijakan.
Sangat patut jika M. Tabrani dinobatkan sebagai pahlawan nasional, karenanya hingga kini bahasa Indonesia masih eksis dan menjadi bahasa nasional, bahasa pemersatu kita.
BACA JUGA:Sudah 9 Puskesmas Dinilai Akreditasi
Dia dikenal sebagai pencetus pertama istilah “Bahasa Indonesia” yaitu dalam tulisannya berjudul “Kasihan” yang terbit di Koran Hindia Baroe pada 10 Januari 1926.
KH Ahmad Hanafiah.
Lahir pada tahun 1905 di Sukadana, Lampung Timur, KH Ahmad Hanafiah memainkan peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.