Harga Jagung Anjlok Petani Jagung Desa Satan Indah Jaya Menjerit
Petani jagung di Desa Satan Indah Jaya sedang merontokan jagung.-Foto : MUSLIMIN/Linggau Pos-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Harga jagung di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan (SUMSEL) anjlok.
Sebelumnya harga jagung kering mencapai Rp 7.000 per Kg, kini hanya Rp 4.500 ribu per Kg. Sedangkan untuk harga jagung basah sebelumnya Rp 5.800 per Kg saat ini harganya hanya Rp 3.200 per Kg.
Hal tersebut membuat petani jagung di Desa Satan Indah Jaya Kecamatan Muara beliti Kabupaten Musi Rawas menjerit lebih ironisnya kondisi itu terjadi saat musim panen raya tiba.
Salah seorang petani jagung yang sempat di wawancarai KORANLINGGAUPOS.ID, menjelaskan saat ini sudah memasuki panen raya jagung. Namun untuk saat ini harganya tidak sesuai dengan yang di harapkan.
BACA JUGA:Bahas LKPJ Bupati Komisi I Menilai Kinerja ASN Kurang Displin
"Sedangkan biaya proses bertani jagung ini cukup besar yang dikeluarkan mulai dari pengelolaan tanah, setelah itu kita lakukan penanaman. Setelah kita lakukan penanaman umur 14 hari kita sudah lakukan pemupukan awal," jelasnya.
Setelah dilakukan pemupukan, juga lakukan penyiangan, itu saja sudah mengeluarkan banyak biaya. Dengan luas lahan sekitar 1 hektar membutuhkan 10 orang untuk membersihkan lahan jagung tersebut.
Selanjutnya setelah melakukan penyiangan juga akan lakukan pemupukan yang kedua. Untuk pemupukan yang kedua ini kita menggunakan dua jenis pupuk, yang pertama pupuk urea dan pupuk Ponska. "Dengan luas 1 hektar biasanya kami menggunakan pupuk sebanyak 400 kilogram, setelah di lakukan pemupukan kedua kita juga melakukan penyemprotan buah menggunakan obat genasil B," jelasnya.
Kalikan saja dengan harga pupuk yang cukup tinggi, dengan harga jual yang sangat murah membuat petani jagung di Desa Satan Indah Jaya ini kecewa.
BACA JUGA:4 Langkah Kemenag Musi Rawas Untuk Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
Belum lagi ditambah dengan biaya panen jagung itu sendiri. Dengan luas 1 hektar membutuhkan orang untuk panen itu sebanyak 20 orang. Satu orang itu upahnya kalau untuk laki-laki itu Rp 70.000 sedangkan kalau untuk perempuan itu Rp 60.000.
Belum lagi upah untuk yang mengangkut jagung yang sudah dirontokan ke jalan besar perkarungnya Rp 5.000.
"Ditambah dengan upah perontokan, biasanya itu kalau di desa kami ini per 1 tonnya Rp 200.000. Jadi kalau di total semua biaya kami ini sampai panen itu sampai 7 jutaan, dengan harga saat ini, itu hitungan nya tidak masuk lagi," jelasnya.
"Mau bertani padi sawah tidak bisa karena air di sini sangat susah ada airnya tetapi tidak sampai kelahan kami, jadi andalan kami petani kami ini ya bertani jagung ini saja," keluhnya.