Qatar Sebagai Penengah pada Perundingan Hamas dan Israel, Ini yang Dihasilkan dari Kesepatakan
Hamas dan Israel akan lepas sandera-screenshot-TIM
BACAKORAN.LINGGAUPOS.CO - Israel dan Hamas akhirnya menyetujui gencatan senjata selama 4 hari dengan kesepakatan membebaskan tahanan dengan cara saling tukar.
Hamas akan membebaskan 50 orang yang ditahan sedangkan Israel membebaskan 150 tahanan warga Palestina yang telah ditahan selama ini.
Selain pembebasan tahanan itu, Hamas juga memberikan syarat kepada Israel agar semua bantuan dari manapun harus masuk ke Gaza.
Kesepakatan itu dari perundingan antara Hamas dan Israel dan Amerika Serikat, Qatar menjadi penengah pada perundingan tersebut.
BACA JUGA:Ketumbar Kawasan Israel, India Hingga Tionghoa Rasanya Berbeda-beda, Ini Sejarah ke Indonesia
Pernyataan tersebut dari Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan 50 perempuan dan anak-anak yang ditahan Hamas dibebaskan selama empat hari, dan selama itu akan ada jeda dalam pertempuran.
"Untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan, jeda akan diperpanjang satu hari lagi," katanya, tanpa menyebutkan pembebasan tahanan Palestina sebagai imbalannya.
“Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera. Malam ini, mereka menyetujui usulan kesepakatan sebagai tahap pertama untuk mencapai tujuan ini,” kata pernyataan itu, yang dirilis setelah berjam-jam digelar rapat tertutup bagi pers.
Hamas sepakat akan bebaskan 50 sandera Israel, namun dengan imbalan 150 wanita dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel harus dibebaskan.
"Kesepakatan gencatan senjata juga akan memungkinkan ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar memasuki Gaza," kata Hamas.
"Israel telah berkomitmen untuk tidak menyerang atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Gaza selama masa gencatan senjata", tambahnya.
Perjanjian tersebut adalah gencatan senjata pertama dalam perang sejak Oktober 2023 lalu. Di mana Israel telah hancurkan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.
Tercatat, warga di Gaza yang meninggal akibat serangan zionis berjumlah 13.300. Sementara sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal, menurut pihak berwenang di Gaza.