Dinsos Lubuk Linggau Kembali Verval Data Kemiskinan Ekstrim
Salah satu rumah warga yang termasuk kemiskinan ekstrem didatangi Tim Dinsos Kota Lubuklinggau supaya mendapatkan bantuan sosial dari Kementerian Sosial.-Foto: Dokumen-Dinsos Lubuklinggau
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Agustus mendatang Dinas Sosial (Dinsos) Kota Lubuklinggau akan kembali melaksanakan Verifikasi dan Validasi (Verval) data kemiskinan ekstrim di Lubuklinggau.
Tujuannya, untuk mendapatkan data real, by name by addres warga yang masuk dalam kategori miskin ekstrim.
Karena menurut Kepala Dinsos Kota Lubuklinggau, Hasan Andria Uy menegaskan pihaknya tidak ingin kejadian sebelumnya terulang lagi.
Dimana di Lubuklinggau diinformasikan ada 5.392 Kepala Keluarga (KK) yang masuk dalam kemiskinan ekstrim.
BACA JUGA:Lubuklinggau Disebut Kota dengan Kemiskinan Tertinggi, ini Penjelasan Detail Trisko Depriyansa
Wajar jika Lubuklinggau masuk dalam daftar 10 kota termisikin.
"Kami ragu dan tidak yakin data tersebut dari mana, makanya kami lakukan verval awal kemarin, dan terbukti data tersebut salah. Setelah kita data by name by address kita dapati ada 273 KK yang masuk dalam kemiskinan ekstrim atau 1.149 jiwa. Dan setelah kita telusuri by name by address memang mereka yang saat itu belum mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) apapun," ungkap Hasan.
Setelah verval awal tegas Hasan, 273 KK ini langsung mereka usulkan ke DTKS agar segera mendapat Bansos.
Entah itu PKH, bantuan pangan atau bansos lainnya.
BACA JUGA:Pj Wako : Mari Bahu-membahu Perangi Kemiskinan
"Makanya rencananya Agustus atau Triwulan III ini kita lakukan lagi verval, karena kemungkinan mereka juga sudah banyak yang terima bansos. Kita meyakini data ini berubah dan kemiskinan ekstrim kita menurun. Makanya perlu verval agar data yang didapat benar-benar valid," jelasnya.
Pengalaman verval yang pertama, pihaknya membutuhkan waktu selama dua bulan untuk melakukan pendataan ulang.
"Karena by name by address, sehingga data yang didapat valid. Apalagi 273 KK ini menyebar di delapan kecamatan. Makanya butuh waktu, agar data yang didapat bisa jadi acuan pemerintah untuk menyikapinya. Nanti setelah diketahui data terbarunya baru dilakukan kebijakan selanjutnya untuk mereka yang masih masuk dalam data kemiskinan ekstrim," jelasnya lagi.
BACA JUGA:Fokus Penanganan Stunting Hingga Kemiskinan Ekstrim