OJK Ungkap Tiga Daerah Terbanyak Kasus Pinjol Ilegal

PALEMBANG, KORANLINGGAUPOS.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, ada tiga daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) yang banyak ditemukan kasus Pinjaman Online (Pinjol) ilegal, yakni Kota Palembang, Kabupaten Muara Enim, dan Lahat.

Tiga daerah dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut ternyata anyak ditemukan kasus Pijaman Online (Pinjol).

Data tersebut dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Kepala OJK Provinsi Sumsel dan Kepulauan Bangka Belitung, Untung Nugroho, laporan paling banyak diterima dari Kota Palembang, Kabupaten Mura enim dan Kabupaten Lahat.

BACA JUGA:Pamatwil Mabes Polri Kunker Ke Mapolres Musi Rawas

"Laporan paling banyak diterima dari Kota Palembang, Kabupaten Muara Enim, dan Lahat," katanya dikutif dari sumseks.id, Rabu 13 Desember 2023.

Untung menyebut, aktivitas keuangan ilegal di Sumsel tercatat sebanyak 1.178 kasus. Temuan kasus keuangan ilegal tersebut kata Untung, ditemukan sepanjang tahun 2023 periode Januari-November.

"Dari temuan yang didapatkan, Pinjol ilegal mendominasi sebanyak 783 kasus atau 66,47 persen," kata Untung saat menggelar pertemuan dengan media, Selasa, 12 Desember 2023.

Selain Pinjol, Untung juga memaparkan ada investasi ilegal sebanyak 361 kasus atau 30,65 persen, serta rekayasa sosial atau social engineering (soceng) sebanyak 34 kasus atau 2,89 persen.

BACA JUGA:Yayasan Jantung Indonesia Kota Lubuklinggau Sukses Gelar Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Bagi Mahasiswa UNPARI

"Pinjol ilegal, pokok permasalahan yang mendominasi perilaku petugas penagihan," terang Untung.

Menurut Untung, kebanyakan petugas Pinjol saat menagih konsumen berperilaku tidak baik. Terlebih, para penagih mengancam akan menyebar data konsumen yang tak membayar.

Lebih lanjut, Untung menuturkan, terkait dengan investasi ilegal, pokok permasalahan yang mendominasi adalah penipuan.

Dari laporan yang diterima investasi ilegal banyak ditemukan dari Kota Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, dan Kota Prabumulih.