Makanan Pendamping ASI Berkualitas untuk Generasi Emas
Dr. Muhammad Ridho Nugroho, M.K.M-FOTO: DOKUMEN PRIBADI-Dr. Muhammad Ridho Nugroho, M.K.M
OLEH : Dr. Muhammad Ridho Nugroho, M.K.M
Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia DPC Lubuklinggau
KORANLINGGAUPOS.ID - Saat ini, perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks, masalah kekurangan gizi akan berdampak pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kognitif anak.
Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas dapat memperbaiki status gizi.
Olah karena itu secara global disadari bahwa perbaikan pada kualitas dan kuantitas MP-ASI menjadi bagian penting dari masa depan suatu bangsa dan negara.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengangkat tema “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting” dengan slogan “MP-ASI Berkualitas untuk Generasi Emas” untuk memperingati Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024.
Tema ini relevan dengan masalah gizi di Indonesia saat ini, yaitu stunting, yang masih menjadi masalah serius di negara kita.
Kementerian Kesehatan RI juga mengangkat tema MP-ASI yang baik adalah yang memiliki syarat: tepat waktu, bergizi lengkap dan bayi harus terus mendapatkan ASI bahkan setelah MP-ASI diberikan.
BACA JUGA:Ini Permintaan Pj Bupati H Apriyadi kepada Komunitas Guru Penggerak Muba
Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya.
Salah satu penyebab terjadinya masalah kekurangan gizi pada bayi adalah praktek pemberian MP -ASI yang kurang tepat seperti pemberian MP- ASI terlalu dini atau terlambat, pemilihan bahan yang tidak bervariasi, serta MP-ASI yang tidak memenuhi kebutuhan zat gizi.
ASI eksklusif tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak secara terus menerus setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan, oleh sebab itu pemberian MP-ASI sangat penting untuk meningkatkan energi maupun zat gizi bagi bayi.
MP-ASI merupakan makanan selingan ASI yang dikenalkan kepada bayi sejak berusia lebih dari 6 bulan.
Tidak menjadi pengganti ASI melainkan makanan pengganti ASI sebagai pelengkap dalam memberikan ASI, dengan begitu bukan berarti pemberian ASI diakhiri, melainkan tetap memberikan ASI hingga bayi berusia 2 tahun.