Kemendikbud Ristek Menekankan Pentingnya Melakukan Pendekatan Revitalisasi Bahasa Daerah
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud Ristek Hafidz Muksin menekankan pentingnya melakukan pendekatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) kepada siswa.-Foto: Naba/sumeks.co-
PALEMBANG, KORANLINGGAUPOS.ID - Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud Ristek, Hafidz Muksin mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menekankan pentingnya melakukan pendekatan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) kepada siswa.
Hal itu disampaikan, Hafidz Muksin di Novotel Palembang pada Selasa 27 Februari 2024 dikutif dari SUMEKS.CO.
"Hal ini bertujuan agar siswa sekolah mencintai bahasa daerah dan terus melestarikan dan mewariskannya," ungkapnya.
Hafidz Muksin menjelaskan pendekatan RBD kepada siswa sekolah yaitu dengan berbeda dan tidak menjadi beban pembelajaran bagi mereka.
"Melainkan dengan berbagai perlombaan agar anak-anak kita suka. Sehingga kalau orang sudah suka maka tidak akan terbebani, mereka tidak dituntut untuk mengejar nilai rapor," jelasnya.
BACA JUGA:Jumlah Rawa di Palembang Sebelumnya Mencapai 7.000 Hektar Sekarang 2.000 Hektar
Menurut Hafidz Muksin, dengan diadakan berbagai perlombaan bahasa daerah seperti pidato, cerpen, menulis, dan sebagainya. Maka siswa akan mengejar prestasi.
"Jadi kalau mereka sudah suka semua maka akan belajar dengan baik untuk mengejar prestasi. Seperti belajar pidato bahasa daerah dengan baik, menulis cerpen dengan baik, mendongen, dan menguasainya," katanya.
Dilanjutkan Hafidz Muksin, bahkan anak-anak akan menyukai perlombaan sehingga RBD terealisasi di kalangan pelajar.
"Jadi mereka yang suka pidato bisa pidato, atau menulis cerpen. Bahkan yang bakatnya melucu bisa stand up comedy atau melawak dalam bahasa daerah," tuturnya.
BACA JUGA:Warga Heboh Ada Buaya di Sungai Musi
Kendati itu, Hafidz Muksin mengimbau agar tiap daerah jangan sampai membebani Guru dan siswa dalam pendekatan RBD.
"Tidak harus muatan lokal saja. Jangan sampai membebani, kalau harus ada pembelajaran di sekolah harus ada Guru Bahasa Daerahnya," tutupnya. (*)