Terjawab Sudah, Kenapa Sekolah Tak Boleh Rambut Gondrong?

Siswa berambut pendek terkesan mencerminkan kepribadian yang rapi dan disiplin, sedangkan rambut panjang dianggap tidak berpendidikan dan ceroboh.-Foto : Tangkap Layar -Ultimagz

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID-Saat kamu di sekolah, pernahkah kamu dihukum oleh guru karena rambutmu panjang? 

Namun jika dipikir-pikir lagi, apakah rambut panjang benar-benar mempengaruhi proses belajar kita? Akankah rambut pendek meningkatkan pemahaman kita terhadap pelajaran?

Pertanyaan tersebut sering muncul di benak siswa. Jika ditanyakan langsung kepada guru, jawaban yang paling sering diberikan adalah soal kerapian. Rambut pendek terkesan mencerminkan kepribadian yang rapi dan disiplin, sedangkan rambut panjang dianggap tidak berpendidikan dan ceroboh.

Padahal kerapihannya tertata, baik dan bersih. Artinya, belum tentu seseorang yang memiliki rambut panjang tidak beraturan dan tidak terawat. 

BACA JUGA:Catat Inilah 4 Cara Merawat Rambut Agar Tetap Sehat dan Tebal

Hal ini tergantung bagaimana orang tersebut merawat rambutnya, apakah panjang atau pendek namun tetap enak dipandang. Hal ini juga yang harus diajarkan di sekolah, bukan sekedar memendekkan rambut tapi tidak mengajarkan bagaimana agar tetap terlihat bagus.

Berbicara soal ketampanan, setiap orang pastinya mempunyai seleranya masing-masing. Jadi selama punya rambut panjang, kebanyakan orang merasa kalau tetap terlihat bagus dan tampan, maka tidak masalah kan?

Dalam bukunya yang berjudul 'Jangan Gondrong', Arya Wiratama Yudhistira menceritakan bagaimana aturan ini awalnya berlaku pada masa Orde Baru.

Lantas bagaiamana pada masa Orba Stereotipe?

BACA JUGA:3 Manfaat Daun Jambu Biji untuk Rambut, Ampuh Buat Rambut Lebih Berkilau dan Alami

Larangan rambut panjang ini dimulai sejak awal masa Orde Baru. Pemerintah tidak senang dengan laki-laki yang memiliki rambut melebihi rahang atau bahu.

Penyebab awalnya adalah banyaknya headline berita kriminal yang mengidentifikasi pelaku sebagai pria berambut gondrong. Banyak juga film-film di awal tahun 1970-an yang menggambarkan tokoh antagonis sebagai seorang pria berambut panjang. 

Namun, tidak semua orang yang berambut panjang adalah penjahat. Stigma tersebut masih melekat hingga saat ini. Pernah denger gurauan soal jalan-jalan: "Gombal aja, jangan copet." Lelucon ini juga lahir dari stigma masa Orde Baru dan masih sering digunakan saat sahabat berambut gondrong hingga saat ini.

Selain itu, rambut panjang juga identik dengan simbol perlawanan di negara barat. Simbol ini disebut hippies, sebuah gerakan yang lahir pada tahun 60an dan sangat menjunjung tinggi kebebasan individu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan