Psikolog RSUD Dr Sobirin Beberkan Cara Memberikan Pendidikan S*ks pada Remaja
Psikolog Klinis RSUD Dr Sobirin - Irwan Tony, M.Psi-Foto : Dokumen-Linggau Pos.
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Pendidikan seks di Indonesia masih dianggap sebagai hal yang tabu untuk diberikan kepada anak dan remaja.
Dimana orang tua dan orang dewasa merasa tidak nyaman dan enggan ketika anak-anak dan remaja mengajukan pertanyaan terkait seks dan memilih untuk mengalihkan pembicaraan atau memberi tahu mereka bahwa mereka akan mengetahuinya sendiri ketika sudah dewasa.
Dengan tidak memberikan jawaban yang baik, benar dan jelas tentang seks kepada anak dan remaja, maka akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
Perubahan fisik dan hormonal pada remaja pada masa peralihan dari anak-anak ke remaja membuat mereka ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya.
BACA JUGA:Ayah Bunda Kenali Potensi Anakmu, Begini Saran Psikolog RSUD Dr Sobirin
Remaja yang dipenuhi rasa ingin tahu pada akhirnya akan mencari tahu sendiri atau bertanya kepada teman yang memberikan pengetahuan yang salah tentang seks.
Psikolog Klinis RSUD Dr Sobirin Musi Rawas Irwan Tony, M.Psi menerangkan, anak-anak remaja biasa disebut ABG (Anak Baru Gede) pada usia 10-18 tahun harus dberikan edukasi mengenai seks.
Dimana pada usia ini, cara tepat yang harus disampaikan kepada remaja yaitu dengan cara diskusi atau dialog.
"Anak-anak remaja ini membutuhkan edukasi yang berbeda dengan ketika kita mengedukasi anak yang usianya 4 tahun. Jadi untuk anak-anak ABG ini diskusi dialog, kemudian dihargai pendapatnya. Nah itu diperlukan dalam mengkomunikasikannya," kata Irwan kepada KORANLINGAGUPOS.ID, Rabu 27 Maret 2024.
BACA JUGA:Ibu di Musi Rawas Habisi Nyawa Anak Kandung Pakai Arit, ini Analisa Psikolog RSUD Dr Sobirin
Lanjut Irwan, kemudian orang tua dapat mengenalkan perubahan fisik pada masa pubertas bagi remaja laki-laki maupun perempuan.
"Untuk kontennya, namanya juga remaja ya kita jelaskan bagaimana proses menstruasi, kemudian kenapa cowok bisa mimpi basah, kemudian terjadinya perubahan pada tubuh perempuan seperti perempuan payudaranya membesar. Sedangkan yang cowok munculnya jakun, suaranya berat itu perlu kita kenalkan," jelasnya.
Kemudian, kenalkan juga kepada remaja bagaimana terjadinya proses kehamilan. Supaya mereka dapat menjaga batasan dan dirinya terhadap lawan jenis yang bukan pasangan halalnya sampai pada saatnya mereka menikah.
"Nah, jadi anak-anak remaja itu paham bahwa ketika mereka pacaran, ketika mereka berhubungan seksual itu punya akibat bahwa bisa hamil. Jadi kita juga jelaskan proses kehamilan dengan cara diskusi, ceramah, nonton film. Cari media seefektif mungkin untuk remaja ini sehingga dia mau mendengarkan," ujarnya.