Kapan Bayi Boleh Konsumsi Madu ?
Risiko utama pemberian madu terlalu dini adalah botulisme pada bayi-Foto : Dokumen-Foto : Disway.id
KORANLINGGAUPOS.ID - KAPAN bayi kita boleh menkonsumsi madu ? Ya, para orang tua terkadang masih bingung kapan mereka bisa mencampurkan madu ke makanan bayi mereka. Karena kalau tidak sesuai panduan dokter, akan menimbulkan masalah pada bayi kalian.
Terkadang, tanpa panduan para ahli orang tua atau bahkan si nenek memberikan madu ketika si bayi nangis. Padahal si bayi belum diperbolehkan atau dinyatakan aman dikonsumsi bayi.
Dikutip dari Disway.id, para ahli menyarankan untuk menunggu hingga ulang tahun pertama bayi untuk memasukkan madu ke dalam makanannya.
Ini termasuk madu yang diproduksi secara massal, madu mentah dan tidak dipasteurisasi, serta madu lokal. Aturan pangan ini juga berlaku untuk semua makanan dan makanan panggang yang mengandung madu.
BACA JUGA:Sehat dan Segar, Intip Sederet Manfaat Nanas Madu yang Laris di Lubuklinggau
Risiko Madu untuk Bayi
Risiko utama pemberian madu terlalu dini adalah botulisme pada bayi. Bayi di bawah usia 6 bulan mempunyai risiko paling tinggi.
Meskipun kondisi ini jarang terjadi, sebagian besar kasus yang dilaporkan didiagnosis di Amerika Serikat.
Seorang bayi bisa terkena botulisme dengan memakan spora Clostridium botulinum yang ditemukan di tanah, madu, dan produk madu.
BACA JUGA:4 Cara Memadukan Masker Kopi dengan Bahan Alami Bikin Kulit Wajah Cerah dan Glowing
Spora ini berubah menjadi bakteri di usus dan menghasilkan neurotoksin berbahaya di dalam tubuh.
Botulisme adalah kondisi yang serius. Sekitar 70 persen bayi yang terkena botulisme mungkin memerlukan ventilasi mekanis selama rata-rata 23 hari.
Rata-rata rawat inap di rumah sakit untuk botulisme adalah sekitar 44 hari. Mungkin ada banyak perbaikan kecil yang diikuti kemunduran. Kebanyakan bayi sembuh dengan pengobatan. Tingkat kematiannya kurang dari 2 persen.
Pemanis cair lainnya, seperti molase dan sirup jagung, juga dapat menimbulkan risiko botulisme.