Diabetes Mellitus (DM) dibagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain.
DM tipe 1 terjadi kerusakan pankreas, tidak ada insulin sama sekali di badan dan sehingga harus ada bantuan insulin dari luar, dan ini sifatnya permanen, biasa terdeteksi pada usia anak-anak.
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun, ada dugaan penyakit ini terkait dengan faktor genetik dan faktor lingkungan.
DM tipe 2 biasanya terjadi pada usia produktif dan dewasa.
DM gestasional adalah diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan, dimana kehamilan sebelumnya tidak didapatkan diabetes.
DM tipe lain ialah DM yang disebabkan oleh tumor, pengunaan obat-obatan tertentu yang tidak terkontrol.
Dokter Amelia kemudian menjelaskan tentang kecurigaan adanya diabetes mellitus, seperti adanya keluhan sering buang air kecil, rasa haus yang berlebihan, rasa lapar yang berlebihan dan berat badan turun.
BACA JUGA:RS Siloam Silampari Edukasi Masyarakat Melalui Diskusi Kesehatan
“Keluhan lain seperti kesemutan, gatal-gatal pada tubuh, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulva pada wanita,”ungkapnya.
Untuk diagnosis DM dilakukan dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa minimal 8 jam, pemeriksaan glukosa plasma lebih dari 200 mg/dL 2 jam setelah tes toleransi glukosa oral dan pemeriksaan glukosa plasma sewaktu lebih 200 mg /dL, dengan keluhan klasik.
Manajemen diabetes mellitus, sebelum diberikan obat, pasien harus melakukan modifikasi gaya hidup sehat, karena hal inilah yang paling mendasar.
Komplikasi DM terdiri dari komplikasi akut dan komplikasi kronik.
Komplikasi akut ditandai dengan hipoglikemia, kondisi gula darah turun dengan atau tanpa adanya gejala dan sistem dan gejala berkurang dengan pengobatan.
Sementara komplikasi kronik, pembuluh darah yang kena, dimana pembuluh darah pasien lebih besar.
Masalah khusus bagi penderita DM adalah disfungsi ereksi dan kaki diabetik.
Ada 3 jenis pencegahan komplikasi DM, pertama pencegahan primer dengan modifikasi gaya hidup, pengaturan pola makan, peningkatan aktivitas fisik dan jasmani, stop merokok dan intervensi farmakologis.