LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Marilah kita senantiasa bersyukur atas segala karunia dan anugerah Allah kepada kita berupa kesehatan, iman, keafiatan dan kesempatan, sehingga saat ini kita hadir kembali memenuhi panggilan Allah melaksanakan kewajiban menunaikan ibadah shalat Jumat.
Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, dan para sahabatnya dan kepada para pengikutnya hingga hari akhir kelak.
Marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT, dengan sebenar- benarnya taqwa, berusaha melaksanakan segala perintah-Nya, melaksanakan kebaikan dengan penuh keikhlasan dan berusaha meninggalkan segala bentuk maksiat dan larangan-Nya.
Sebagaimana diketahui bahwa dampak dari perilaku kebohongan atau dusta adalah sangat luas bahkan sanggup memporak-porandakan tatanan kehidupan yang sebelumnya stabil dan mapan.
BACA JUGA:Bolehkah Meninggalkan Shalat Jumat karena Pekerjaan?
Dusta dan kebohongan yang mengiringinya akan merusak ilmu dan pemahaman tentang sesuatu yang sudah kita miliki.
Kebohongan akan memutar-balikkan fakta, sesuatu yang benar menjadi batil dan sebaliknya yang batil menjadi benar.
Kebaikan menjadi kejahatan dan kejahatan menjadi kebaikan.
Seorang yang berdusta itu telah berpaling dari kebenaran yang sebelumnya menjadi landasan dalam berpijak, karena kedustaan itulah maka menjadi rusak dan hancur.
Hatinya menjadi dusta dari lisannya bahkan kepada amalan-amalananya.
Namun, ada dusta atau kebohongan yang ditolerir dalam pandangan Islam.
Seperti yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW : “Kedustaan itu tidak halal kecuali pada tiga hal, yakni, seorang suami yang berbicara terhadap istrinya agarf dia ridha padanya, dusta pada peperangan, dan kedustaan yang dilakukan dalam rangka untuk mendamaikan (sesame) manusia.” (HR Tirmidzi).
Pengambilan makna dari hadits tersebut adalah:
BACA JUGA:Hati-Hati Ya! Inilah Hukum Meninggalkan Sholat Jumat Sebanyak 3 Kali