Beruntungnya ada insentif dari Pemkab Musi Rawas sesuai usulan Forum PAUD.
“Sementara kalau kepala TK jamnya ngga terbatas. Kadang jam 2 siang masih di Dinas Pendidikan atau ada kegiatan lain. Sementara gajinya juga tak jauh dari itu. Tapi saya niati bukan untuk cari gaji,” jelasnya.
Sampai akhirnya, Tutik kerapkali dengan ilmu yang ada ia menjadi pembicara dalam banyak forum.
Hingga akhirnya ibu ramah ini bisa melanjutkan kuliah Prodi Pendidikan Agam Islam di STAI Bumi Silampari Lubuklinggau.
BACA JUGA:Segera Dibuka! Seleksi CPNS dan PPPK 2024, Berikut Batas Usia yang Dibutuhkan? Yuk Intip
“Saya kuliah ambil PAI, bukan PG PAUD. Karena bagi saya sudah cukuplah seperti ilmu dibidang PAUD. Saya butuh ilmu agama, untuk saya, keluarga dan anak-anak. Maunya selamat dunia akhirat. Semoga saja,” tuturnya.
Tutik menyebut apa yang jadi niatannya sungguh sepertinya didengar Allah SWT.
“Saya jadi guru TK, tapi Alhamdulillah sudah bisa keliling kota-kota di Pulau Sumatera dan Jawa. Bahkan meski sebenarnya ngga ada niatan jadi PPPK/PNS, tahun 2021 dengan masa pengabdian saya yang lama coba-coba ikut tes lolos passing grade PPPK. Menanti kapan ada formasi dibutuhkan, ternyata 2023 baru bisa beneran jadi PPPK. Jadi bisa lolos PPPK ini bonus dari Allah SWT atas perjuangan selama ini,” ungkapnya.
“Kalau guru saja barengan saya yang insyaAllah jadi PPPK menerima SK 2024 ini ada 107 orang. Kalau tambah umum 130-an orang. Kalau soal ditugaskan di mana, saya manut karena saya alumni PAI. Bisa TK, SD, maupun SMP. Pengennya sih di TK saja, sebab Musi Rawas punya 11 TK negeri,” ungkap Pengurus IGTKI PGRI Musi Rawas itu.
BACA JUGA:Siapkan PPPK di Lubuklinggau Dikontrak Kerja Paruh Waktu?
Ibu yang juga Pengajar Praktik Guru Penggerak dan mahasiswa S2 di Universitas Muhammadiyah Malang ini kepada para guru honorer berpesan untuk terus memupuk rasa syukur dan semangat.
“Allah Maha Tahu. Niatkan saja mengabdi untuk ibadah, sehingga apapun yang kita tunaikan, bernilai pahala,” tuturnya.(*)