Kondisi Sungai Rupit Keruh Bikin Risau Warga Muratara, Bagini Penjelasan DLHP

Senin 13 May 2024 - 17:27 WIB
Reporter : ANGGA
Editor : SULIS

MURATARA, KORANLINGGAUPOS.ID - Banyak warga Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) risau. Pasal air Sungai Rupit yang makin keruh.

Menanggapi hal itu, pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DLHP) memberikan penjelasan.

Saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID, Kepala DLHP Kabupaten Muratara Wahyu Islami, Senin 13 Mei 2024 membenarkan memang sudah banyak laporan dan keluhan dari masyarakat tentang kondisi air sungai yang keruh di Muratara.

“Kami dari pihak DLHP Kabupaten Muratara tidak bisa  tegak sendiri menyelesaikan persoalan ini, karena memang ada sebagian wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Rupit dan Rawas yang merupakan wewenang dari pihak provinsi. Nah, untuk wewenang kita adalah anak-anak dari Sungai Rupit dan Sungai Rawas,” jelasnya.

BACA JUGA:Pria Tewas Diduga Overdosis, MUI Muratara : Cukuplah Musibah Bertubi-tubi Jadi Pelajaran

"Oleh sebab itu, kata Wahyu, DLHP sangat membutuhkan bantuan dari stakeholder yang terkait, karena masalah pencemaran sungai ini bukan hanya berasal dari aktivitas perusahaan, namun bisa juga dari aktivitas di sekitar aliran sungai." Harapnya.

Selain itu, imbuh Wahyu, DLHP juga butuh dukungan untuk kegiatan sosialisasi  dalam rangka memberikan edukasi ke siswa-siswi yang ada di sekolah, agar nanti terbiasa untuk peduli terhadap lingkungan , terutama dengan kondisi sungai kita saat ini.

"Jika dilihat dari kondisi sekarang, air sungai kita dalam keadaaan keruh. Nah, kondisi semacam ini bisa dikatakan Total Susspended Solid (TSS) itu tinggi, dan memang sungai di daerah kita kandungan TSS-nya cukup tinggi, diluar ambang batas baku mutu," jelasnya.

"Seperti kejadian banjir yang terjadi beberapa waktu lalu kemarin, aliran air sungai kita banyak sekali membawa material tanah, sehingga warnanya menjadi sangat keruh," tambahnya.

BACA JUGA:Kabar Gembira, Pemkab Muratara Upayakan Secepatnya Pelantikan PPPK 2023

Wahyu menghimbau agar kawasan yang sudah seharusnya menjadi penyanggah tetap dijaga, agar fungsinya dapat berperan sebagaimana mestinya.

“Disatu sisi kami memperbaiki kondisi air sungainya, namun di satu sisi kami juga butuh dukungan dari seluruh pihak,” jelasnya.

Untuk pengecekan kualitas air sungai di Kabupaten Muratara, kata Wahyu, sudah rutin dilakukan yakni setahun dua kali.

Dari hasil pengecekkan tersebut, ia buatkan laporan dalam bentuk grafik yang menjelaskan bagaimana kondisi air sungai ini per tahunnya.

“Nah inilah yang akan menjadi bekal untuk kami, bukan hanya sebagai laporan kepada pemerintah kabupaten, namun juga nanti akan kami bawa ke dalam forum, seperti halnya forum DAS dan juga bisa kami konsultasi dan didiskusikan bersama rekan-rekan yang berasal dari keekologian Sumatera,” jelasnya.

Kategori :