"208 anak stunting dengan data by name by addres. Ini yang harus disikapi lagi," tegasnya.
Untuk mencegah kenaikan angka stunting, pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun terus sosialisasikan apa itu sebetulnya stunting dan bagaimana pencegahannya.
Dikutip dari website resmi Kemenkes RI, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
BACA JUGA:Pj Walikota Lubuklinggau Minta Percepatan Penurunan angka Stunting Ada Progres
Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).
Stunting adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi badan dibawah rata-rata.
Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan, dalam waktu yang panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan.
Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
BACA JUGA:Turunkan Angka Stunting, Intervensi dengan Telur dan Daging Ayam
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan langkah pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil.
Ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi atau Fe) dan terpantau kesehatannya.
Namun, kepatuhan ibu hamil untuk meminum tablet tambah darah hanya 33 %.
Padahal mereka harus minimal mengkonsumsi 90 tablet selama kehamilan.
BACA JUGA:Angka Stunting Kabupaten Musi Rawas Turun 21,9 Persen
ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.