KORANLINGGAUPOS.ID - Dadang Kartiwa petani sayur di Desa Cipanjalu, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung Jawa Barat berhasil mengembangkan pertanian dengan mengikuti perkembangan tehnologi.
Dengan tekad dan semangat yang kuat Dadang Kartiwa mengajak petani di desanya untuk mengakat ekonomi mereka secara bersama- sama.
Sebagai motor penggerak, Dadang mengajak petani di desanya memanfatkan tehnologi moderen dibidang pertanian yang dikenal Smart Farming.
Dengan menerapkan tehnologi Smart Farming mereka tidak perlu repot-repot untuk menyiram tanaman.
Dikutif dari cannel Youtube Seribumimpi https://www.youtube.com/watch?v=ZAma7yCHOrM menurut Dadang, kebutuhan pangan sangat besar dan terbuka lebar, apalagi sekarang sudah disertai teknologi sudah ada ioti dan ada Smart Farming.
Dadang bersama petani lainnya dibawah naungan koperasi produsen agrotenanti Pratama Indonesia.
Peran Koperasi produsen agrotenanti Pratama Indonesia lebih ke program pemberdayaan petani khususnya petani horkultura karena desa mereka terkenal dengan Pertanian hortikultura.
BACA JUGA:Petani Asal Satan Indah Jaya Musi Rawas Sukses Tanam Gambas, Intip Kiatnya
Lahan koperasi produsen agrotenanti Pratama Indonesia-Foto: tangkapan layar-Youtube.com
Menurut Dadang latar belakang dibentuknya koperasi karena petani di desanya banyak buruh tani dan petani perambah hutan.
Sehingga ia berinisiatif mengkoordinir akhirnya menjadi petani merdeka seutuhnya. "Tidak kerja lagi ke orang," katanya.
Rata-rata satu orang petani mengolah lahan 2000 meter persegi lahan konvensional di lahan terbuka. Dan satu Green House dengan ukuran 250 meter persegi.
Menurutnya tanaman pangan akan terus dibutuhkan. Bahkan pada saat pendemi Covid-19 melanda tanah air satu-satunya usaha yang masih eksis usaha pertanian.
Jadi dari latang belakang tersebut kita memang harus dituntut untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Akhirnya Dadang bikin program tersebut yang dulu awalnya luas lahan tidak sampai 10 hektar. Bisa sampai 10 hektar secara bertahap.