LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Bagi masyarakat Kota Lubuklinggau, dan sekitarnya pasti tidak asing lagi dengan Objek Wisata Bendungan Watervang.
Saat ini Objek Wisata Bendungan Watervang sudah menjadi cagar budaya yang ada di Kota Lubuklinggau dan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Lalu bagaimana sejarah dibangunnya, Watervang pada masa Belanda, hingga menjadi Objek Wisata Bendungan Watervang?
Perlu diketahui, Watervang itu sendiri dari berasal dari bahasa Belanda, artinya yakni perangkap air.
BACA JUGA:Objek Wisata Pantai dan Danau Gedang Bengkulu, Nikmati Perpaduan 2 Sensasi Seperti Sunset Sunrise
Nah, kali ini menarik untuk kita bahas, tentang Bendungan Watervang yang tidak lepas dari pertanian yang ada di Tugumulyo.
Di lansir dari buku sejarah Musi Ulu Rawas, masyarakat uluan Palembang pada umumnya berdasarkan perekonomiannya masih melakukan pengumpulan hasil hutannya.
Mulai dari rotan, biga damar, getah percah dan sebagainya.
Dengan awal pertanian yang dilakukan ini untuk memenuhi akan kebutuhan pangan, tentunya terpenting bagi masyarakat serta juga termasuk dalam makanan pokok rakyat.
BACA JUGA:Cara Mudah Menambah RAM di HP Xiaomi, Hanya untuk Seri ini?
Mulanya tanaman padi ini semata-mata untuk kebutuhan sendiri, tetapi sejak akhir perempatan pertama abad ke-19, akhirnya padi menjadi barang komoditi ekspor penting di Palembang.
Pembangunan irigasi Bendungan Watervang hasil dari realisasi politik balas budi di wilayah onder afdeeling moesie oeloe yang menempatkan Lubuklinggau sebagai ibukota kedudukan sejak tahun 1934, sebelumnya terletak di Muara Beliti.
Bendungan irigasi Watervang ini tidak bisa dipisahkan dengan sejarah kolonisasi di Tugumulyo tahun 1937-1940 di wilayah Marga Proatin V pada masa pemerintahan pangeran H Mohd Amin Ratu Asmaraningrat.
Sedangkan proses perjalanan kolonisasi di Tugumulyo ini tidak lepas dari kelancaran transportasi kereta api sejak dibuka jalurnya menuju Lubuklinggau pada tahun 1933.