Kita dapat dengan mudah menemui beragam makanan cepat saji, gerai minuman manis seperti kopi susu dan teh kekinian, maupun jajanan makanan minuman tinggi kalori lainnya.
Konsumsi makanan minuman tinggi gula tinggi lemak tentu juga dapat memicu terjadinya obesitas dan berdampak pada kesehatan kita secara jangka panjang.
Berdasarkan lembar fakta Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, proporsi penderita diabetes umur 18-59 tahun yang obesitas sentral 3 kali lebih tinggi dibandingkan penderita diabetes yang tidak obesitas sentral, serta proporsi penderita hipertensi umur 18-59 tahun dengan obesitas sentral 3,4 kali lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi yang tidak obesitas sentral.
Serta proporsi penderita hipertensi umur 18-59 tahun yang melakukan aktivitas fisik kurang 1,9 kali lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi yang melakukan aktivitas fisik cukup.
BACA JUGA:drg Isfayanty Berbagi Kiat Jaga Kesehatan Gigi Anak
Obesitas sentral terjadi jika lingkar pinggang laki-laki lebih dari atau sama dengan 90 cm, dan lingkar pinggang perempuan lebih dari atau sama dengan 80 cm (P2PTM Kemenkes).
Kemenkes sendiri telah menganjurkan batasan konsumsi gula garam dan lemak setiap harinya sesuai dengan Permenkes 30 Tahun 2013.
Dikutip dari postingan Instagram Wakil Menteri Kesehatan dante.harbuwono, beliau mengajak masyarakat untuk hidup lebih sehat dengan mengatur pola makan, dan batasi asupan Gula, Garam, dan Lemak (GGL).
Untuk konsumsi gula, gula dianjurkan 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan seharinya. Garam, dianjurkan konsumsi per harinya 5 gram atau 1 sendok teh garam dan untuk lemak anjurannya hanya 67 gram atau setara 5 sendok makan minyak goreng sehari
BACA JUGA:Apakah Bener Media Sosial Dapat Berpengaruh Pada Kesehatan Mental? Yukk Intip Fakta dan Mitosnya
Selain mengatur pola makan dengan membatasi asupan GGL, sebaiknya kita juga memilih gaya hidup yang sehat di era perkembangan teknologi saat ini.
Misalnya, dengan beraktivitas fisik minimal 30 menit sehari, tetap berjalan kaki ke tempat yang dekat, membatasi penggunaan gawai, mengurangi pemakaian eskalator maupun lift, mengubah camilan dari gorengan menjadi camilan buah, membawa bekal ke tempat kerja, memastikan asupan air putih sekurangnya 8 gelas sehari, menggunakan aplikasi penghitung langkah harian di gawai kita, serta istirahat cukup.
Dengan demikian, generasi muda tetap sehat dan bugar di tengah perubahan zaman. (*)