Intip Perjuangan Siswa SMPIT AN-NIDA’ Lubuklinggau Borong 2 Medali O2SN Tingkat Provinsi Sumsel

Rabu 17 Jul 2024 - 21:42 WIB
Reporter : SULIS
Editor : SULIS

Sang ibu juga tak pernah membatasi aktivitas Nathan. Namun, saat Pandemi Covid-19 ketika Nathan SD, selain les Matematika dan Bahasa Inggris banyak waktu luang yang sayang kalau tidak dimanfaatkan.

“Jadi mulanya Nathan latihan karate. 1 Bulan dia bilang kurang nyaman. Lalu Nathan latihan alat music gitar, ternyata setelah 3 bulan dia kurang menikmati. Lalu karena sejak kecil setiap pekan pasti diajak alm. Ayahnya berenang di Yadika, maka dia memilih untuk latihan renang. Saya sebagai ibu intinya siap mendukung apapun untuk anak. Dengan misi khusus, agar dia ngga terlalu sering main gadget,” tuturnya.

Setelah 3 bulan gabung di Pra Swimming Club, kata Melisa, Nathan sudah dipercaya ikut kompetisi dan meraih medali perak Tingkat Kota Lubuklinggau.

Dua bulan kemudian, dia lomba lagi dan Nathan meraih medali perunggu.

BACA JUGA:Ciptakan Rasa Nyaman, SMPIT AN-Nida Lubuklinggau Cegah Bullying di Sekolah

Sejak saat itu, latihan makin intens setidaknya 4 kali sepekan dengan durasi 2 jam sekali latihan.

Dan Melisa sangat bersyukur tahun 2024 ini, Nathan bisa mewakili sekolah dalam O2SN , bahkan juara Tingkat Kota Lubuklinggau lalu mewakili Kota Lubuklinggau meraih 2 medali dalam O2SN Tingkat Provinsi Sumsel.

Sang ibu mendoakan Nathan selalu sehat dan kelak bisa menggapai apa yang dicita-citakannya.

Sebagai ibu, Melisa siap mensupport dan siaga mendampingi Nathan termasuk ke Palembang mengikuti  O2SN Tingkat Provinsi Sumsel.

BACA JUGA:Ukir Prestasi Gemilang, Siswa SMP Muhammadiyah Lubuklinggau Juara O2SN Tingkat Provinsi Sumsel

“Ayah Nathan sudah meninggal. Jadi menjaga Nathan jadi tugas utama saya. Sebab saya bukan hanya bertanggung jawab pada Allah SWT, tapi pada ayahnya juga. Alhamdulillah capaian Nathan luar biasa. Semua saya syukuri,” tutur Melisa.

Sebagai putra tunggal, Melisa sangat berharap meski punya potensi dibidang olahraga, akademik terutama agama tetap harus Nathan capai dengan maksimal.

Shalat adalah kunci utama yang jangan sampai terlewatkan.

“Nathan saat SD di SDIT Mutiara Cendekia hafal 2 juz Al-Quran. Target saya selama SMP ini, minimal hafal 1 juz Al-Quran lagi. Saya selalu bilang ke Nathan, sukses itu ngga bisa tiba-tiba karena kita bukan orang kaya. Pintar juga tidak bisa tiba-tiba. Semua butuh kerja keras dan perjuangan yang optimal. Ngga papa sekarang lelah-lelah dulu, capek-capek dulu, Ibu siaga mendampingi Nathan hingga sukses kelak,”tutur Melisa yang mendoakan sang putra bisa menjadi dokter ini.(*)

Kategori :