BACA JUGA:7 Rekomendasi Suplemen Terbaik 2024 yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas
“Contoh yang sekarang diuji coba, rumah sakit pengampunya itu RSUP Dr. M. Djamil Padang, Kabupaten Pasaman Barat, dan RSUP Hasan Sadikin, Kabupaten Sukabumi. Ada 10 puskesmas di Sukabumi, mereka akan mengirimkan laporan pasien nyeri dada dan hasil EKG,” ungkap dr. Isman.
“RSUP Hasan Sadikin akan menerima hasil EKG dan memberikan kesimpulan sekaligus rekomendasi, bahwa pasien yang bersangkutan mengalami STEMI. Ketika sudah dijawab, maka akan diterima oleh dokter di puskesmas. Dokter di puskesmas bisa langsung menatalaksana dengan tenecteplase. Begitu juga di RSUP Dr. M. Djamil Padang, sudah ditunjuk puskesmas untuk tata laksana FASTEMI.”
Uji coba program FASTEMI yang baru dilakukan di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Pasaman Barat dilatarbelakangi puskesmas-puskesmas yang menjadi lokus pilot project telah memiliki alat defibrilator, EKG, dan dokter-dokternya sudah terlatih dalam kegawatdaruratan jantung tingkat lanjut (Advance Cardiac Life Support/ACLS).
“Kalau puskesmas sudah punya defibrilator, EKG dan dokternya ACLS, maka obat tenecteplase baru akan disalurkan,” lanjut dr. Isman.
BACA JUGA:Sakit Gigi Berlubang Cukup 5 Bahan Alami Tanpa Obat Apotek, Lakukan 5 Cara ini saja?
BACA JUGA:4 Manfaat Jeruk Bali Untuk Kesehatan Tubuh Yang Jarang Diketahui
Kehadiran program FASTEMI yang secara bertahap akan diuji coba di 34 provinsi diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat serangan jantung.(*)